Ini Analisa Tito Soal Maraknya WN Uyghur yang jadi Teroris di Indonesia
jpnn.com - JAKARTA - Sebanyak tujuh warna negara Uyghur, Tiongkok diamankan aparat kepolisian dan TNI karena diduga teroris. Dua di antaranya tewas saat operasi aparat di Poso, Sulawesi Tengah.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Irjen Tito Karnavian mengatakan, keterlibatan warga Uyghur bergabung dengan kelompok teroris di Indonesia lantaran adanya perbedaan geografis dan kultural di Tiongkok.
"Mereka ingin merdeka di Tiongkok, tapi banyak hal yang berbeda, mulai dari ras, termasuk masalah agama," ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/3).
Kendati begitu, menurut dia kelompok-kelompok terorisme itu semuanya berafiliasi di bawah ISIS. Mereka ingin membentuk kekhalifahan secara global di bawah pimpinan ISIS.
"ISIS ini mirip seperti Alqaeda dulu, mereka memiliki jaringan. Tujuan mereka kan bukan melakukan tujuan lokal di Syria atau Irak saja, tapi tujuannya membentuk kekhalifan versi mereka, versi dunia dipimpin oleh ISIS," bebernya.
Keberadaan ISIS, kata Tito, kemudian mendapat sambutan baik dari kelompok-kelompok yang memiliki ideologi serupa. Tak terkecuali kelompok-kelompok radikal yang ada di Indonesia.
"Nah di Indonesia, kelompok-kelompok radikal ini ada yang mendukung ISIS, kita semua sudah tahu. Kemudian di Asia Tenggara saya kira salah satu kelompok yang terpenting yang jaringannya cukup luas terutama di Indonesia," beber dia.
Karena perbedaan geografis di Tiongkok, sehingga warga Uyghur bergabung dengan kelompok radikal di Indonesia karena melihat jaringan teroris lebih kuat dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara.