Ini Analisis Pakar soal Moncernya Elektabilitas Dedi-Erwan di Pilgub Jabar
"Dari segi ketokohan saja jomplang sekali dengan tiga lawannya. Dilihat dari kedikenalan dan kedisukaan, juga citra personalnya cukup jauh. Ini yang membuat Dedi Mulyadi dominan,' ujar Djayadi.
Tercatat bahwa tingkat kedikenalan Dedi Mulyadi menurut survei sebesar 93,3% dengan kedisukaan mencapai 93,2%. Sementara rivalnya, Ahmad Syaikhu kedikenalan 13,1% dan kedisukaan 75%, Acep dan Jeje bahwa di bawah Syaikhu.
Faktor lainnya menurut Djayadi, keterlambatan dari lawan-lawan politik Dedi di Jabar dalam bergerak, sehingga mereka kesulitan menaklukkan luasnya wilayah provinsi, serta kompleksitas sosiokultural di bumi parahyangan.
"Mereka very late start, sangat lambat star-nya. Sementara Dedi terus mempersiapkan diri dengan pendekatan-pendekatan human interest," ucap Djayadi.
Sementara itu, pakar komunikasi politik Karim Suryadi menilai bila tidak ada gempa politik di Jabar, akan sulit mengubah tingginya elektabilitas Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan menjelang Pilkada serentak.
"Selama tidak ada muncul angsa hitam. politik hijrah, ekonomi atau apa, Dedi Mulyadi tetap akan dominan," kata dia.
Menurut Prof Karim, Pilgub Jabar ini sangat mirip dengan Pilpres 2024. Di mana Golkar solid mendukung Prabowo, juga mendukung Dedi yang kini sudah bukan menjadi kadernya. Di sisi lain, PKB dan PKS juga konsisten di jalur perubahan.
"Saya kira ini juga yang membuat pemilih PKB dan PKS di Jawa Barat belum solid, karena mereka bingung. Di pusat mendukung penuh Prabowo sedangkan di Jawa Barat berbeda," tutur Karim.