Ini Bocoran Luhut tentang Sikap Istana pada Australia soal Bali Nine
jpnn.com - JAKARTA - Cara-cara yang ditempuh Australia untuk menghidarkan dua warganya, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari eksekusi mati di Pulau Nusakambangan ternyata membuat pemerintah Indonesia benar-benar berang. Lingkaran dekat Presiden Joko Widodo bahkan menyebut Australia menggunakan cara yang tak bisa diterima.
Hal itu terungkap dari tulisan Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Binsar Panjaitan dalam artikelnya di harian Strait Times, Singapura, sebagaimana dikutip The Age, Minggu (15/3). Menurut Luhut, Indonesia sebenarnya tidak keberatan dengan lobi-lobi yang dilakukan Australia untuk membebaskan duo Bali Nine.
Namun, tulisnya, cara yang digunakan Australia untuk lobi-lobi itu yang tak bisa diterima. “Keberatan itu ada pada cara dan nada intervensinya, peringatan-peringatan dan ancaman halus yang terselubung,” papar Luhut yang pernah menjadi Duta Besar RI di Singapura itu.
Sedangkan Perdana Menteri Australia, Tonny Abbott masih sangat berharap dirinya bisa melakukan pembicaraan per telepon lagi dengan Jokowi. Abbott mengakui bahwa ia memang sudah mendiskusikan persoalan tentang duo Bali Nine dengan Presiden Jokowi.
Namun, ia tetap berharap ada respon lanjutan dari Jokowi. “Permintaan saya untuk untuk pembicaraan per telepon masih berlaku dan itu tergantung pada respon Presiden Indonesia,” kata Abbot di Sydney, Minggu (15/3).
Seperti diketahui, terakhir kali Abbott melakukan pembicaran per telepon dengan Jokowi pada 25 Februari lalu. Abbott mengaku terus berupaya mencegah dua warganya dieksekusi mati di Pulau Nusakambangan.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengatakan, pihaknya tetap keberatan dengan rencana eksekusi. Terlebih, Australia meyakini masih ada upaya hukum lain untuk menghindarkan Andrew dan Myuran dari hukuman mati.
“Saya tak bisa membayangkan rencana lebih jauh tentang eksekusi terhadap dua warga negara Australia ini sementara ada ada pilihan hukum lain yang masih bisa ditempuh,” katanya.(ara/jpnn)