Ini Hasil Riset Pakar Gizi soal Hubungan Kualitas Air Minum & Stunted, Ternyata
jpnn.com, JAKARTA - Pakar Gizi Universitas Binawan Dr. Ratnayani memaparkan hasil dari studi komparatif cross-sectional yang menganalisis hubungan antara mikrobiota dalam usus dengan kondisi stunted atau kerdil pada anak yang tinggal di area kumuh Jakarta.
Dia juga mengungkap faktor-faktor yang memengaruhi, termasuk WASH (Water Access, Sanitation, and Hygiene).
Salah satu aspek yang juga difokuskan pada studi ini adalah sumber air yang dikonsumsi anak-anak tersebut.
“Jumlah mikroba patogen pada anak dengan kondisi stunted terbukti lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak memiliki kondisi tersebut. Hal ini dipengaruhi banyak faktor termasuk sumber air yang dikonsumsi," ujar Dr. Ratnayan.
Hal itu disampaikan dalam paparannya di acara International Symposium on Food and Nutrition, Expo, and Award (ISFANEA) 2023 besutan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan Indonesia) di Institut Pertanian Bogor Convention Center dikutip Rabu (19/7).
Ratnayani menjelaskan studi ini dilakukan di salah satu kelurahan wilayah Jakarta Utara sejak November 2021 hingga Juni 2022. Sampelnya anak berusia 2 sampai 5 tahun (pengidap stunted dan bukan pengidap stunted atau kerdil) dan tidak mengonsumsi antibiotik setidaknya satu bulan sebelum studi dilaksanakan.
Analisis studi mikrobiota pada usus dilaksanakan pada Human Cancer Research Center-Indonesia Medical Education and Research Institute (HCRC-IMERI) dan PT. Genetica Science.
Dia mengemukakan hubungan antara kualitas sumber air minum yang dikonsumsi anak-anak dalam sampel yang ditentukan dengan komposisi mikrobiota usus mereka, yang memengaruhi risiko mereka mengalami stunted atau tidak.