Ini Kata Budayawan tentang Pesan di Balik Bid'ah Cinta
jpnn.com - Nurcholis Madjid Society menggelar nonton bareng alias nobar film Bid’ah Cinta di Epicentrum Walk, Jakarta Selatan, Rabu (22/3). Acara nobar dilanjutkan dengan diskusi tentang film besutan sutradara Nurman Hakim itu.
Budayawan Mohamad Sobari yang hadir pada acara diskusi usai nobar mengatakan, film itu memuat pesan penting tentang mudarat ketegangan akibat perbedaan pemahaman keagamaan. Menurutnya, perbedaan akibat perbedaan pemahaman keagamaan bisa dikesampingkan.
“Jadi ada kesadaran apa yang menjadi wujud damai di langit harus diciptakan di bumi. Itu intinya," kata Sobari dalam diskusi bertema Kala Asmara Terbentur Paham Agama itu.
Budayawan kelahiran Bantul, Yogyakarta itu mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah bisa menjadi potret tentang perbedaan tetap harus dibarengi sikap saling menghormati. Menurutnya, perbedaan antara Muhammadiyah dan NU justru didasari pemahaman cinta.
"Perbedaan itu didasari rasa cinta. Orang NU tidak ingin orang Muhammadiyah sesat, orang Muhammadiyah juga tidak ingin orang NU sesat. Jadi perbedaan itu dasarnya cinta," tutur budayawan yang juga intelektual Muhammadiyah itu.
Karenanya kolumnis yang dikenal dengan panggilan Kang Sobari itu mengatakan, film Bid’ah Cinta bisa menhadi gambaran yang baik tentang upaya merawat kebersamaan di masyarakat. “Karena ketegangan sekarang ini terjadi, bahkan soal orang mati dipolitisasi dengan ancaman tidak disalati,” tuturnya.
Bid'ah Cinta menampilkan kisah asmara antara Khalida dan Kamal yang terbentur perbedaah pemahaman keagamaan keluarga masing-masing. Ternyata hal itu merembet ke masyarakat.
Namun, pada akhirnya ada pemahaman agar tidak menjadikan perbedaan bergulir menjadi ketegangan. Kedua belah pihak sepakat untuk saling menghormati.