Ini Kata Pengamat Ibadah Haji soal Tragedi Masjidil Haram
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat penyelenggaraan ibadah haji, M Subarkah berharap masyarakat Indonesia maupun dunia yang jemaah hajinya menjadi korban tragedi Masjidil Haram, tidak menyalahkan pemerintah Arab Saudi.
Namun demikian, dia tetap berharap pemerintah Arab Saudi tetap serius menyelidi musibah ini. "Pemerintah harus selidiki tapi kita tidak bisa apa-apa. Tidak bisa menyalahkan, tidak perlu saling menyalahkan," katanya saat dihubungi pada Sabtu (12/9).
Diketahui musibah ini menyebabkan puluhan calon jemaah haji meninggal dunia dan ratusan luka-luka. Termasuk dua jemaah (ada informasi sudah 6) asal Indonesia meninggal dan belasan yang terluka. Namun, Subarkah menilai musibah ini murni karena cuaca di Saudi yang ekstrim.
"Crane itu sudah ada selama proses renovasi. Tahun lalu juga. Jadi memang badai terlalu kuat sehingga cranenya terjungkal. Kan sudah lama dibangunnya, tinggal beberapa tahun lagi. Ini baru pertama kali terjadi dan mengejutkan," jelasnya.
Lagipula, lanjut Subarkah, badai yang terjadi bukan hanya angin tapi disertai hujan debu yang terakhir berupa hujan salju. Sehingga soal keberadaan crana-crane tersebut, resiko terjadi kecelakaan menurutnya tetap ada tapi kali ini dipicu oleh cuaca.
"Memang ada risiko itu. Ini benar-benar musibah, karena selama ini tidak pernah terjadi, karena badai sekarang saja. Dari dulu (sejak dikerjakan) memang begitu, tetap berjalan pengerjaannya saat musim haji," pungkasnya. (fat/jpnn)