Ini Kisah Paling Fenomenal Dalam Sejarah Piala Eropa, Begini Ceritanya
Namun bagai kisah-kisah dalam dongeng karya penulis kenamaan Denmark abad ke-19 Hans Cristians Andersen, dalam waktu persiapan yang sangat singkat Moller Nielsen dapat "menyihir" skuad baru tim Dinamit menjadi tim yang begitu solid.
Padahal, ketika para pemain mendapat panggilan mendadak untuk masuk kamp pelatihan timnas, mereka umumnya sedang asyik berlibur di pantai-pantai, bersantai minum bir di kafe-kafe atau memanfaatkan waktu kosong kompetisi bersama keluarga masing-masing.
Denmark berada satu grup bersama Inggris, Prancis dan tuan rumah Swedia di grup A. Sementara di grup B berisi tim Belanda, Jerman, Skotlandia dan CIS.
Mereka mengawali penampilan dengan menahan imbang Inggris 0-0, namun pada pertandingan berikutnya Denmark harus mengakui keunggulan tuan rumah Swedia 0-1.
Ketangguhan tim dinamit ini mulai mendapat perhatian setelah mereka mampu mengalahkan Prancis 2-1 di laga terakhir grup A sehingga mereka lolos ke semifinal sebagai runner up grup.
Mereka pun mampu menumbangkan tim favorit ketika itu Belanda di semifinal melali adu penalti setelah imbang 2-2.
Kemenangan di semifinal membuat skuad Denmark lebih percaya diri meskipun di final mereka harus menghadapi raksasa sepak bola lainnya, Jerman.
Strategi bertahan dan serangan balik yang diterapkan Moller Nielse, berjalan baik.