Ini Kronologis Pembunuhan Satu Keluarga di Tangerang
Namun seperti yang sudah-sudah, Yanto menolak karena tidak ingin putri semata wayangnya disakiti pelaku. Akibat penolakan ini, tensi pembicaraan pun semakin meninggi.
Menghindari pertengkaran lebih jauh, Yanti memilih untuk meninggalkan pelaku ke dapur. Namun ternyata, kondisi ini dipergunakan pelaku untuk membantai seisi rumah.
Pelaku yang memang sudah mempersiapkan kunci inggris, mendatangi Yanti ke dapur dan langsung memukulkan berulang kali kunci inggris tepat di kening Yanti. Akibat pukulan dibagian kepala, Yanti tewas seketika. Tidak sampai disitu, suami korban yang mendengar percekcokan pun turun ke lantai dasar.
Pelaku yang kalap langsung menyerang Dukut dengan menggunakan kunci inggris hingga tewas. Bahkan kebringasan pelaku makin menjadi saat mengejar Prasteyo, anak bungsu pasangan suami istri yang sudah dibunuhnya ke dalam kamar. Di sana, korban membabi buta memukulkan kunci inggris yang sudah dipersiapkan olehnya ke kepala Prasteyo hingga meregang nyawa.
Beberapa saat setelah aksi pembantaian di dalam rumah, Bagus, 16, anak kedua pasangan ini tiba di rumah dari sekolah. Saat masuk ke dalam rumah, Bagus pun hendak dibantai oleh pelaku. Namun nasib berkata lain, Bagus bisa menyelamatkan diri dan sontak berteriak mengundang warga bergerumul.
Saat itulah, warga langsung mengepung kediaman berlantai dua tersebut. Pelaku sendiri bukan menyerah dan malah hendak melarikan diri dari atap. Namun, warga yang sudah mengepung langsung menangkap pelaku.
“Dewi (kekasih korban, red) saat kejadian tidak di rumah. Kerja di Kuningan. Pelaku sempat mau lari dari atap,” kata Ujang Umar, Ketua RT 06.
Ujang sendiri menjelaskan kemungkinan besar aksi ini sudah direncanakan oleh pelaku. Pasalnya, pelaku sudah ada di rumah tersebut sejak pukul 12.00, dengan dalil bertamu.