Ini Penampakan Panser Kerja Sama Pindad dan Ceko
Ini Panser Hasil Kerja Sama Pindad Dengan Cekojpnn.com, JAKARTA - BUMN di bidang industri pertahanan, PT Pindad mengenalkan sebuah panser hasil kerja sama dengan Ceko. Panser ini merupakan hasil pengembangan panser Steyr Pandur II 8x8 produksi perusahaan pertahanan asal Ceko, Czechoslovak Group (CSG).
Manajer Umum Kendaraan Khusus PT Pindad Agus Edy Suprihanto mengungkapkan, kelebihan panser yang dikembangkan perusahaannya adalah mampu berenang dan kemampuan mobilitas yang tinggi (high mobility).
"Panser ini bisa bawa pasukan lebih dari 12 orang. Yang jelas untuk infanteri kaliber 30 mm itu yang pertama kali kita lakukan," kata Agus dalam acara pameran industri pertahanan "Indo Defence 2018 Expo & Forum" di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut Agus, panser ini masih berupa prototype saja dan belum diproduksi secara massal. Dia berharap produksi panser ini dapat dilakukan dalam waktu dekat. "Panser ini harus diproduksi di dalam negeri karena sebagai BUMN, Pindad telah memiliki kapasitas yang cukup untuk memproduksi panser 8x8," ujarnya.
Hingga saat ini, panser terbaik yang diproduksi Pindad adalah APS-3 Anoa yang merupakan panser 6x6 alias enam roda saja. Panser 8x8, disebutnya, memiliki karakteristik yang berbeda dengan panser 6x6, khususnya dalam pengembangan untuk memasang canon kaliber 105. Karenanya, jelas Agus, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Ceko untuk memproduksi panser 8x8.
"Jadi kami tidak hanya bicara produksi saja, tapi transfer of knowledge bagi pindad menjadi sangat penting khusunya dibidang kendaraan 8x8," jelasnya.
Diketahui, kerja sama antara CSG dengan pihak militer Indonesia telah terjalin sejak 2016 lalu. Pandur II 8x8 adalah satu di antara tiga produk CSG yang dibeli TNI pada saat itu. Pembelian ini pun disertai oleh kesepakatan alih teknologi atau transfer of technology (ToT) di antara kedua negara.
"Dalam realisasinya kami join production. Dari sisi kematangan desain sudah ada di pihak CSG. Untuk kebutuhan di Indonesia Pindad produksinya di bawah supervisi dari pihak CSG. Kemudian navigasi untuk infantry menggunakan senjata kaliber 30 mm," jelasnya.