Jumat, 18 Maret 2016 – 22:28 WIB
Ilustrasi. Foto : Dok Jawa Pos
Pasangan yang sama-sama bekerja namun punya momongan pasti memiliki kesamaan problem. Ya, apalagi kalau bukan pola pengasuhan anak.
Agar hal tersebut tidak jadi masalah, pasangan perlu membuat kesepakatan dan perencanaan yang matang. ''Harus disiapkan sebelum anak lahir. Soalnya, bagaimanapun, yang kena dampaknya adalah anak,'' ungkap psikolog Nuri Fauziah MPsi. Selain untuk anak, persiapan tersebut membantu sang ibu agar bisa beradaptasi pasca kelahiran.
''Kalau sudah punya perencanaan, ibu akan lebih siap juga secara psikologis. Nggak galau ketika harus ninggal anak saat maternal leave habis,'' lanjutnya. Untuk mempermudah hal tersebut, calon ayah maupun ibu harus merundingkan pengasuhan yang akan diterapkan pada anak. Orang tua wajib punya visi mengenai karakter atau kebiasaan yang ingin dimiliki anak mereka.
Setelah menentukan hal tersebut, saatnya orang tua menentukan kepada siapa anak dititipkan. ''Komunikasikan keputusan menitipkan anak kepada mereka. Misalnya, pada kakek nenek, tetangga, saudara, daycare atau mbak (pengasuh, Red) supaya mereka juga bisa mempersiapkan diri,'' kata Nuri. Pendiri sekaligus pengelola daycare tersebut menjelaskan, pengasuh tersebut hanya bersifat membantu. Kendali utama tetap ada pada orang tua.