Ini Penyebab Bayi Cegukan di Dalam Janin
jpnn.com - SAAT di dalam kandungan, janin tidak hanya berdiam diri saja seperti gambar-gambar yang sering ditampilkan tentang janin saat dikandung ibunya. Selain bisa belajar, misalnya mendengar atau meraba, di dalam kandungan janin juga bisa cegukan.
Cegukan pada janin bisa muncul di awal trimester pertama tapi umumnya cegukan itu muncul saat usia janin memasuki trimester kedua atau ketiga. Saat bayi cegukan, maka yang akan dirasakan si ibu adalah perutnya seperti kejang.
"Hampir semua wanita akan merasakan janinnya cegukan minimal sekali selama kehamilan atau bahkan lebih. Beberapa janin juga ada yang mengalami cegukan setiap hari atau dalam intensitas waktu tertentu," kata psikolog keluarga, R.Y. Langham, seperti dilansir laman Livestrong, Jumat (28/3).
Kontraksi diafragma bisa memicu cegukan pada janin. Agar janin bisa cegukan maka mereka harus mempunyai sistem saraf pusat yang lengkap.
Seperti diketahui sistem saraf pusat janin membuatnya mampu bernapas dalam cairan ketuban. Sehingga, ketika cairan ketuban masuk dan keluar paru-paru, diafragma janin bisa berkontraksi dengan cepat dan menimbulkan cegukan.
Biasanya, cegukan janin bisa dilihat saat melakukan USG dengan bentuk gerakan ritmis atau melompa'. Langham mengingatkan bahwa cegukan bukan berarti janin merasa tidak nyaman. Sebab, dengan cegukan juga membantu janin mempersiapkan fungsi paru-parunya saat lahir dan membantu mengatur detak jantungnya selama trimester ketiga.
"Meskipun kadang janin cegukan karena tidak mendapat cukup udara. Jika perut ibu terasa kejang dalam wkatu lama, sebaiknya ia segera ke dokter untuk memeriksa kemungkinan kompresi tali pusat," kata Langham lebih lanjut.
Kompresi tali pusat terjadi saat tali pusat melililt area di sekitar leher janin sehingga pasokan udara kosong. Denyut jantung janin juga meningkat dan aliran darah dari tali pusat ke janin menurun. Namun, kondisi ini menurut Langham sangat jarang terjadi.