Ini Riwayat Perjuangan Pahlawan Nasional Kasman Singodimejo
Pada 1938, Mr Kasman ikut membentuk Partai Islam Indonesia di Surakarta bersama KH mas Mansur, Farid Ma'ruf, Soekiman, dan Wiwoho Purbodihardjoyo. Peran dan pemikiran Kasman berkembang dalam tempaan tokoh-tokoh besar pada saat dia bergabung dengan organisasi JIB.
Dalam organisasi tersebut, dia berhubungan dengan tokoh seperti KH Agus Salim, HOS Tjokrominoto, KH Ahmad Dahlan, Syeikh Ahmad Surkati, Natsir, Roem, Prawoto, dan Jusuf Wibisono. Karena aktivitas politiknya, pada Mei 1940 Kasman ditangkap dan ditahan oleh pemerintahan penjajahan Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang, Mr Kasman menjadi komanda PETA Jakarta. Beliaulah salah satu tokoh yang berperan dalam mengamankan pelaksanaan pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945 dan rapat umum IKADA.
Setelah proklamasi dia diangkat menjadi anggota PPKI, salah seorang anggota yang ditambahkan oleh Soekarno untuk mengubah sifat lembaga ini yang semula adalah bentukan Jepang.
"Kasman Singodimedjo merupakan pemersatu bangsa," dinukil dari kesimpulan riwayat perjuangan Mr Kasman di buku tersebut.
Penilaian itu terlihat dalam proses pengesahan Undang-undang Dasar (UUD) 1945. Tepatnya pada rapat PPKI 18 Agustus 1945. Golongan Islam yang diwakili Ki Bagus Hadikusumo sempat menolak proses pengesahan tersebut.
Ini dikarenakan adanya usulan penghapusan tujuh kata yang mewakili aspirasi umat Islam, yakni butir pertama berbunyi "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya".
"Dalam momen kebuntuan itulah beliau hadir sebagai pemersatu antara golongan Islam dan nasionalis. Kasman Singodimedjo yang dari Muhammadiyah dipercaya oleh Soekarno dan Hatta untuk meluluhkan hati Ki Bagus Hadikusumo supaya menerima usulan penghapusan tujuh kata terkait syariat Islam.