Ini Tahapan Buka FDR Black Box Hingga Sajikan Percakapan
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Tim Investigasi AirAsia QZ8501 Mardjono Siswosuwarno menjelaskan, meski sudah berada di laboratorium, flight data recorder (FDR) tidak akan langsung dibuka tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Mereka akan berdiskusi dengan tim Airbus dari Prancis dan beberapa wakil negara lain yang berkepentingan seperti Singapura, Inggris, dan Korsel (negara yang memiliki warga di daftar penumpang AirAsia QZ8501).
”Perbincangan kami mulai pukul 09.00 di laboratorium besok pagi (pagi ini, Red). Kami akan diskusikan tentang black box dan bagaimana nanti membacanya,” ujar pakar material dan failure analysis dari ITB itu.
Setelah berdiskusi, Mardjono melanjutkan, tim membuka black box. Kemudian, membersihkan dan mengeringkannya. Setelah itu, baru proses pembacaan black box dimulai.
Profesor yang menyelesaikan S-3 di bidang metalurgi di De Toegepaste, Belgia, itu mengatakan, semua percakapan di black box tidak langsung didengarkan. Namun, tim harus mengunduh data yang terekam di kotak hitam terlebih dahulu.
Proses download bisa memakan waktu berhari-hari. Sebab, FDR itu tidak hanya membaca percakapan pada satu penerbangan. ”Ada data selama 24 jam penerbangan. Jadi, bisa berjam-jam men-download-nya,” ujarnya.
Sesudah download, masih ada lagi. Data yang diunduh tersebut masih berupa bilangan biner. Bentuknya angka-angka. Karena itu, tim harus mengolahnya dengan software.
Lalu, data akan disajikan dalam bentuk tabel atau grafis dengan 1.200 parameter. Parameter yang dimaksud, antara lain, tinggi terbang pesawat, kecepatan terbang, arah terbang, sikap pesawat saat terbang, dan G-force.