Ini Tantangan Besar Kontraktor Gas di Natuna
jpnn.com - JAKARTA – Gas alam di perut Natuna Timur akan dikeluarkan secara besar-besaran oleh Kementerian ESDM. Potensi gas dari wilayah di Kepulauan Riau itu juga sangat besar, yakni 222 triliun kaki kubik (TCF).
Dirjen Migas Kementerian ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja menyatakan, ada sejumlah cekungan gas di sisi barat, timur, dan selatan Natuna. Khusus di timur Natuna, ada cadangan gas yang bisa dipulihkan setelah pengambilan. Besaran potensinya mencapai 46 TCF.
’’Di barat (Natuna) banyak wilayah kerja eksploitasi dan eksplorasi. Produksinya besar, hampir 500 mmscfd (juta kaki kubik, Red),’’ jelas Wirat, sapaan akrab guru besar ITB tersebut.
Hasil penyedotan gas alam dari perut bumi itu akan dialirkan melalui pipa bawah laut ke Batam. Lalu, aliran disambungkan ke jaringan pipa lain ke Sumatera dan Jawa. Potensi besar tersebut membuat wilayah kerja (WK) Blok East Natuna akan dilelang Kementerian ESDM.
Pemenang lelang nantinya memang menghadapi tantangan besar. Alasannya, gas di Natuna Timur mengandung 72 persen karbondioksida. Kondisi itu membutuhkan penanganan dengan kompleksitas tinggi.
Sebab, diperlukan teknik khusus untuk memisahkan gas alam dan zat asam arang. ’’Tekniknya memang sudah ditemukan, tapi belum pernah dilakukan dalam skala produksi yang besar,” terangnya.
Sebagai gambaran, kontraktor harus membangun fasilitas pemisahan gas alam dan karbondioksida berkapasitas besar. Kemudian, pihaknya menyediakan area khusus untuk menyimpan CO2 yang telah dipisahkan.
Agar tidak mengakibatkan perubahan iklim, karbondioksida berjumlah besar tersebut harus disuntikkan lagi ke bumi. Selain itu, kontraktor migas harus membuat fasilitas penyimpanan gas terapung yang berukuran besar. Kesulitan bertambah besar.