Inikah Pemicu Perang Antarwarga di Mimika?
jpnn.com - TIMIKA – Sejak Rabu (11/5) kemarin, dua kelompok warga di Distrik Kwamki Narama, yakni warga Kampung Amole dan Kampung Harapan, terlibat bentrok menggunakan berbagai senjata termasuk panah dan senapan angin.
Dari penelusuran Radar Timika di lapangan, pertikaian tersebut dipicu kasus pembunuhan yang menimpa salah satu warga, Jakson Komangal (18), warga yang tinggal di Jalan Kangguru. Korban pertama kali ditemukan tidak bernyawa dengan beberapa anak panah menancap di tubuhnya, di jalan Freeport lama, Distrik Kwamki Narama.
Belum diketahui motif pembunuhan tersebut. Namun sejumlah sumber mengatakan, korban sebelum dibunuh diketahui sedang mencari kayu dan melintas di jalan Freeport lama. Korban kemudian diadang sekelompok warga dengan panah tradisional.
Usai kejadian tersebut, tak perlu menunggu perintah, warga mulai melengkapi diri mereka dengan senjata panah dan parang, serta senjata tajam lainya. Sementara jenazah korban langsung diusung dan dibawa ke tengah lapangan di antara Kampung Harapan dan Kampung Amole.
Keluarga korban almarhum Jakson Komangal kemudian melakukan ritual sambil mempersiapkan kayu untuk prosesi kremasi. Setelah itu, keluarga korban melakukan aksi balas dengan melakukan penyerangan terhadap kelompok atas. Aksi saling serang dua kelompok massa itu kemudian berlanjut.
Aparat Kepolisian Polres Mimika dan Batalyon Brimob B Pelopor Polda Papua, dikerahkan untuk mengamankan situasi, sambil para pimpinan melakukan koordinasi dengan para tokoh dari kedua belah pihak. Namun upaya tersebut belum tercapai kesepakatan, sehingga kedua kelompok massa kembali bentrok.
Kapolres Mimika, AKBP Yustanto Mujiharso, membenarkan bentrokan tersebut dilatar belakangi pembunuhan seorang warga. "Pada kasus sebelumnya itu sudah disepakati bahwa tidak lagi ada perang. Sudah difasilitasi pertemuan oleh Polri-TNI dan DPRD. Namun Rabu pagi ada satu korban (pembunuhan) dari kelompok (kampung) bawah (di Kwamki Narama),” ujar Kapolres.
Kapolres mengatakan, usia pembakaran jenasah, kelompok bawah melakukan pembalasan, kemudian dihalau oleh aparat keamanan. Beberapa anggota, kata Kapolres sempat terkena panah, tapi hanya mengenai rompi. Akhirnya polisi berhasil memukul mundur kelompok penyerang dan situasi normal.