Inilah Strategi Moeldoko Cegah Tunggakan Gaji Pemain
“Di tengah belum tertatanya kompetisi dan industri sepak bola nasional dengan baik, nasib pemain kerap terabaikan,” kata salah satu calon Ketum PSSI Moeldoko, Sabtu (8/10).
“Jaminan pemenuhan kontrak, jaminan perlindungan kesehatan dan jaminan kerja di masa pensiun bisa dikatakan masih minim mereka terima,” tambah mantan Panglima TNI itu.
Pria yang puluhan tahun membina PS TNI itu menambahkan, situasi tersebut berbeda dengan luar negeri.
Di negara yang sepak bolanya memasuki level industri, pendapatan para pemain sudah sejajar dengan superstar dunia hiburan, politikus maupun eksekutif perusahaan besar.
“Selain mendapat popularitas dan penghasilan tinggi, mereka juga mendapatkan berbagaiaspek yang menjamin kehidupan mereka. Seperti pengelolaan kontrak kerja yang baik, jaminan asuransi kesehatan serta jenjang karier yang baik di masa pensiun,” imbuhnya.
Menurut Moeldoko, perbedaan nasib itu terjadi karena klub di Indonesia sering tidak realistis mengatur neraca keuangan.
Terutama ketika mengontrak pemain. Klub sering mengikat pemain dengan harga mahal tanpa menghitung pendapatan secara cermat.
“Di era ini, adanya financial fairplay (penyeimbangan keuangan), budget cap (pembatasan biaya) maupun salary cap (pembatasan gaji) sangat dibutuhkan, sehingga klub diharuskan untuk menyesuaikan neraca sekaligus memastikan pemain mendapatkan hak sebagaimana mestinya,” kata Moeldoko.