Inilah Tempat Leher Salim Kancil Digergaji dan Disetrum di Depan Anak-anak
jpnn.com - KEPALA Desa Selok Awar Awar Hariyono memang mengelak bahwa dirinya menjadi otak pembunuhan aktivis Salim Kancil dan penganiayaan Tosan, Sabtu (26/9) lalu. Tapi depan kantornyalah tokoh yang gencar menolak penambangan di desanya itu disiksa hingga akhirnya dibunuh di tempat lain.
Jawa Pos (Induk JPNN) berkesempatan mendatangi pendopo balai desa tempat Salim disiksa. Kesehariannya, balai Desa Selok Awar Awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang itu kerap digunakan sebagai kegiatan warga.
Bahkan, informasinya, balai desa itu juga digunakan sebagai tempat anak-anak melaksanakan kegiatan PAUD. Bahkan, anak-anak yang sedang PAUD itu melihat saat leher Salim digergaji dan tubuhnya disetrum.
Bangunan pendopo balai desa itu cukup bagus. Layaknya pendopo balai desa kebanyakan, bangunan itu begitu luas. Semua alasnya sudah dilapis keramik. Bahkan di sana juga terpampang foto Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Ya, berdasarkan rekonstruksi, awalnya, massa Tim 12 yang mendukung penambangan pasir lalu mencari Salim Kancil. Saat itu mereka telah menyiksa Tosan, kawan Salim, dan mengira dia sudah mati.
Dengan beringas, massa mendatangi rumah Salim. Dia sedang menggendong cucunya. Melihat ada massa yang mencarinya, dia masuk rumah. Namun, dia ditangkap. Kemudian, dengan tangan diikat, Salim digelandang ke balai desa.
Sepanjang perjalanan, dia dihajar. Sesampai di balai desa, dia disetrum dan lehernya digergaji.
Ternyata di balai desa banyak warga, termasuk anak-anak yang melihat. Bahkan menurut beberapa sumber anak-anak itu sedang mengikuti PAUD. Para eksekutor pun memindahkan lokasi penganiayaan dan menghabisi Salim di sana menggunakan batu. Salim pun akhirnya tewas dengan kepala persimbah darah. (dim/gun/ras/dyn/res/lus/c5/c9/kim/mas)