Inovasi Baru dari KLHK, Hand Soap dan Hand Sanitizer Berbahan Dasar Gaharu
jpnn.com, JAKARTA - Menjaga kebersihan tangan menjadi langkah utama yang perlu dilakukan guna mencegah penyebaran pandemi COVID-19, selain menggunakan masker dan menjaga jarak fisik.
Menyikapi hal tersebut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (P3H) Badan Litbang dan Inovasi KLHK, melakukan inovasi dengan membuat sabun pencuci tangan (hand soap) dan hand sanitizer gaharu (HaRus) berbahan baku gaharu.
"Di tengah ancaman krisis kesehatan Covid-19, sabun pencuci tangan menjadi kebutuhan primer. Sabun yang mengandung bahan aktif minyak gaharu (memiliki > 50 senyawa aktif) sangat baik untuk membunuh/membasmi mirkoorganisme (bakteri, jamur termasuk virus), selain manfaat lainnya sebagai pengangkat kotoran, keringat, debu, dan merawat kelembutan kulit," ujar peneliti laboratorium Mikrobiologi Hutan, sekaligus inovator hand soap dan hand sanitizer gaharu ini Asep Hidayat.
Asep menjelaskan, hand soap gaharu ini dibuat dalam bentuk cair dengan kandungan SLS 70N (2,5%), Na2SO4 (2%), NaCl (2%), Amphitol (5,6%) ,Tergitol NP10 (0,05%), BKC (0,01%), Gliserin 98% (0,1%), Sodium Benzoat (0,1%), Pewarna (0,005%), Vanilin (0,001%), Minyak Gaharu (0,025%).
"Sebelumnya kami mencoba 0,015% untuk kandungan minyak gaharu, tetapi setelah dilakukan uji organoleftik terhadap kelembutan, jumlah busa, keharuman dan residu sabun yang tersisa, hasilnya lebih baik jika komposisi minyak gaharunya ditambah," lanjutnya.
Asep juga mengakui, penambahan minyak gaharu cukup berpengaruh terhadap biaya produksi hand soap.
"Minyak gaharu menempati komponen biaya produksi yang paling tinggi dibandingkan bahan lainnya. Untuk komposisi 0,025% minyak gaharu diperlukan biaya produksi sekitar 40 ribu rupiah per liter. Sementara tanpa penambahan minyak gaharu hanya dibutuhkan biaya produksi sekitar 3 ribu rupiah per liter. Harga produksi tersebut di luar biaya kemasan dan operasional lainnya," terangnya.