Insiden AirAsia, Media Inggris Ajak Hindari Spekulasi
Keselamatan Low Cost Carrier di Indonesia Jadi Pertanyaanjpnn.com - LONDON - Hilangnya pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura bernomor penerbangan QZ8501 memunculkan spekulasi di Inggris. Terlebih ada satu warga negara Inggris yang ikut dalam penerbangan itu, yakni Chi-Man Choi.
Harian The Independent bahkan menempatkannya di halaman depan dengan judul Despair on The Ground After Another Crafy Vanishes. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa bisa tiga kecelakaan beruntun dialami pesawat milik maskapai asal Malaysia pada tahun ini. Kecelakaan sebelumnya adalah Malaysia Airlines bernomor MH370 yang hilang pada Maret lalu dan MH17 yang disasar rudal pada Juli silam.
Wartawan JPNN.com, Ayatollah Antoni dari London melaporkan, Harian Independent di Inggris edisi hari ini mengingatkan bahwa teori dan rumor tidak akan banyak membantu, terutama dalam menguatkan keluarga para penumpang yang sedang dilanda kesedihan.
Jurnalis senior yang banyak mengupas tentang travelling, Simon Calder menulia bahwa para keluarga para penumpang tentu membutuhkan jawaban pasti. “Seiring adanya barang bukti, segala teori sebaiknya dikesampingkan,” tulisnya di Independent.
Menurutnya, tiga kecelakaan pesawat dari maskapai Malaysia dalam tahun ini hanyalah murni sebatas kecelakaan. “Spekulasi yang menyakitkan (keluarga) seharusnya dihindari,” tulisnya.
Namun demikian Calder juga mengingatkan regulasi penerbangan di Indonesia yang menjadi sorotan Uni Eropa. Ia menyebut kebanyakan maskapai asal Indonesia memang masih dilarang masuk Eropa. Namun, tulisnya, AirAsia tidak termasuk di dalamnya.
Calder mengakui bahwa revolusi maskapai pernerbangan murah atau low cost carrier memang membuat jutaan orang bisa menikmati jasa maskapai untuk urusan bisnis maupun sekadar liburan. Namun, penerbangan murah tetap harus memperhatikan faktor keselamatan.
Sistem untuk memastikan keselamatan bagi low cost carrier itulah yang kini dipertanyakan. “Tidak ada sistem yang membawa 10 juta orang per hari bisa sepenuhnya lepas dari risiko dan terkadang pesawat hilang,” tuturnya. (ara/jpnn)