Insomnia Tingkatkan Risiko Serangan Jantung dan Stroke?
jpnn.com - Penelitian baru telah menemukan kaitan insomnia dengan risiko serangan jantung dan stroke.
Penelitian yang dipimpin Qiao Dia dari China Medical University di Shenyang, Tiongkok, menganalisis 15 studi kohort prospektif dengan setidaknya dua tahun follow-up dan dengan total 160.867 peserta.
Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara insomnia dan kesehatan yang buruk, tetapi hubungan antara insomnia dan penyakit jantung atau stroke sejauh ini tidak konsisten.
Untuk penelitian baru ini, tim melihat hubungan antara gejala susah tidur, termasuk kesulitan memulai tidur, kesulitan mempertahankan tidur, bangun pagi dan tidur non-restoratif serta kejadian atau kematian akibat penyakit kardiovaskular (infark miokard akut, penyakit jantung koroner, gagal jantung), stroke atau kombinasi dari peristiwa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan memulai tidur, kesulitan mempertahankan tidur, atau tidur non-restoratif telah dikaitkan dengan peningkatan dari penyakit jantung dan stroke, masing-masing sebesar 27 persen, 11 persen dan 18 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak mengalami gejala susah tidur ini.
Penderita insomnia juga bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
"Tidur adalah proses yang sangat penting untuk pemulihan biologis dan memakan waktu sekitar sepertiga dari hidup kita, tetapi kini, dalam masyarakat modern semakin banyak orang mengeluh tentang insomnia," kata Qiao Dia, seperti dilansir laman MSN, Senin (15/5).
Sebagai contoh, dilaporkan bahwa sekitar sepertiga dari populasi umum di Jerman telah menderita gejala insomnia.