Inspirasi Peyek Yekiko, Empuknya Bikin Ketagihan
"Ini juga seiring dukungan teman-teman di kantor. Saya coba jualan peyek sambil bekerja. Ingat banget, tanggal 11 Juni 2012 pertama kali saya bawa 11 bungkus kemasan peyek ukuran sedang ke kantor. Tahu nggak? Langsung ludes," kata Edo sambil melepas tawa.
Sambil bekerja, tamatan Sosiologi FISIP Universitas Andalas Padang tahun 2002 ini membawa dan menenteng kardus peyek yang kata Edo lumayan berat. Namun penat linu membawa kardus, sering segera hilang saat Edo membayangkan bos dan teman-temannya di kantor doyan, dan menunggu kedatangan Si Yekiko, Peyeknya Fumiko.
Laris manis. Ya, Yekiko kian digemari dan dinanti. Tak hanya bos dan rekan Edo di kantor. Perjuangan Edo merintis usaha ini tercium dan menjalar kemana-mana. "Sistem penjualannya sih masih sebatas teman ke teman. Teman kalo kangen peyek mereka biasanya BBM atau WA ke saya. Haha..status di BBM dan WA saya juga tak lepas dari Yekiko," ucapnya.
Pulang kerja, ayah dari dua anak ini masih harus mengantar peyek ke beberapa lokasi di Jakarta. Perjuangannya, pergi pagi pulang malam, bahkan sampai waktu subuh. Belum lagi kehujanan, kepanasan, dan membelah kemacetan ibu kota.
"Oh iya, tanggal 11 tadi (pertama kali Peyek Fumiko dijajakan) punya kemiripan dengan kendaraan operasional yang saya pakai. Sepeda motor yang saya pakai umurnya 11 tahun. Kebayang kan, ngider-ngider nganter peyek dengan motor tua," kembali terdengar tawa Edo.
Memangnya apa sih istimewa si Yekiko ini? "Fresh from the oven. Saya dan mama gak pernah stok terlalu banyak. Jadi setiap ada order, baru digoreng. Peyek ini empuk, gurih, garing, dan dijamin bikin ketagihan. Banyak pelanggan saya yang repeat order karena mereka gak pernah merasakan kelezatan peyek ini di tempat lain. Peyek ini bisa tahan selama 11-12 minggu," tandas Edo, semangat mempromosikan Yekiko.
Proses pembuatannya sederhana, seperti orang pada umumnya membuat peyek. Mama mertua Edo Sang Juru Racik, membeli segala kebutuhan bahan baku. Setelah lengkap, digoreng dengan 2 penggorengan. Setelah selesai digoreng dengan minyak 2 kali penyaringan, dikeringkan lalu di-packing ke dalam kemasan plastik dan toples.
So far, terdapat 5 varian Yekiko. Kacang tanah, teri, kacang hijau, rebon, dan kacang kedelai. Sering juga ada konsumen yang request rasa pedas. Harga Yekiko pun terbilang terjangkau di isi saku semua kalangan. Untuk ukuran besar (250 gram) dijual seharga Rp14.000, sementara ukuran sedang 9 ribu.