Investasi dengan Dana Haji Diributkan, Kagak Malu Ketinggalan dari Malaysia?
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro merasa heran lantaran masih banyak masyarakat yang meributkan dana haji untuk diinvestasikan. Padahal, negara tetangga seperti Malaysia sudah melakukannya sejak tahun 1963.
Bambang menjelaskan, Malaysia sudah sejak lama membentuk Lembaga Tabung Haji Malaysia (LTHM). Tugasnya adalah menyimpan dana haji, menyediakan jasa operasional dhaji dan menginvestasikannya.
Saat ini LTHM mengelola dana USD 14 miliar atau Rp 180 triliun. Jumlah itu jauh di atas Indonesia yang hanya Rp 99,34 triliun.
Selanjutnya, LTHM menginvestasikan dana haji ke berbagai instrumen seperti sukuk, surat berharga komersial, infrastruktur dan lain-lain yang memberi jaminan keuntungan.
"Hampir separuh di bawah Malaysia kalau kita lihat alokasi aset dari tabung haji malaysia per Desember kebanyakan di pasar modal, fixed income dan instrumen keuangan lainnya. Nah ini sebelah kanan (Malaysia, red) detail dari instrumen yang mereka lakukan, bahkan mereka sudah punya anak perusahaan," ujarnya dalam diskusi Forum Merdeka Barat di Jakarta, Sabtu (5/9).
Lebih lanjut Bambang yang juga ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) mengatakan, Malaysia bahkan telah menginvestasikan dana hajinya sampai ke luar negeri. Seperti di Australia, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Filipina dan juga Indonesia.
"Kalau yang domestik itu sektornya adalah ada perdagangan jasa. Kemudian ada terkait infrastruktur ketenagalistrikan konstruksi, dan perumahan, itu adalah alokasi investasi tabung haji Malaysia di malaysianya sendiri," tutur mantan menteri keuangan itu.
Lebih lanjut Bambang mengatakan, hasil dari investasi tersebut memberi keuntungan sebesar Rp 8 triliun per tahunnya. Pendapatan itu membuat Malaysia fokus melayani sistem hajinya dengan sangat baik.