IOI, Ajang Aktualisasi Kompetensi Antargenerasi Muda Dunia di Bidang Informatika
Apresiasi dan komitmen Kemendikbudristek diwujukan dengan memberi beasiswa talenta sejak dua tahun terakhir.
"Kami dorong mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik sehingga mereka bisa menjaga dan mengembangkan talentanya untuk pada akhirnya berkontribusi terhadap kemajuan dan pembangunan bangsa," ujar Asep.
Terkait teknis rekrutmen para peserta olimpiade, Inggriani Liem selaku Pembina Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) menjabarkan bahwa pelatihan menuju IOI sudah dimulai ketika peserta didik duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Talenta belia pada jenjang tersebut dibidik dan diikutsertakan dalam berbagai kompetisi berskala lokal hingga nasional sampai jenjang SMA.
"Pembinaan yang lebih intens mulai dilakukan selama dua tahun ketika para juara tingkat kabupaten/kota ini ada di SMA. Dalam proses pembinaan, setiap tahunnya materi kurikulum untuk mereka terus meningkat. Tak heran jika perolehan medali tim Indonesia setiap tahunnya juga terus meningkat," tutur wanita yang akrab disapa Inge ini.
Metode pelatihan yang makin baik juga disinggung Inge sebagai salah satu indikator keberhasilan tim Indonesia di berbagai ajang kompetisi internasional.
Khusus untuk olimpiade komputer, para peserta didorong agar berpikir lebih komputasional. Selain itu, mereka juga diminta untuk optimis dalam menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien dengan waktu yang terbatas.
"Misalnya kita latih mereka mengerjakan setiap soal selama tiga menit. Ini menjadi dasar bagi lahirnya solusi dalam penguatan pola pikir kritis baik secara literasi maupun komputerisasi," ujar Inge.