IPW: Jangan Gulirkan Liga 1 jika Tidak Ada Jaminan Keamanan
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) prihatin dengan melonjaknya angka kematian suporter sepak bola di negeri ini.
Ketua Presidium IPW Neta S Pane, mengatakan pada 2017 hanya ada sembilan suporter tewas. Sedangkan 2018 melonjak naik menjadi 17 suporter.
"Kenaikannya hampir 100 persen di tahun 2018," kata Neta, Kamis (4/10).
Karena itu, Neta menilai jika Liga 1 memang hendak digulirkan lagi akhir minggu ini harus ada jaminan dari Polri bahwa aparaturnya mampu bekerja profesional dalam menjaga dan mengamankan pertandingan sepak bola.
"Jika tidak ada jaminan dari Polri, sepak bola akan tidak terkendali dan akan menjadi ajang pembantaian anak manusia," ungkapnya.
Sebab, kata Neta, kejadian suporter Persija tewas dikroyok oknum suporter Persib, bulan lalu, adalah gambaran kelengahan dan kecerobohan polisi. Menurut dia, aksi pengeroyokan itu terjadi di sekitar stadion dan sebelumnya disebut-sebut ada sekelompok orang yang melakukan swepping.
"Lalu kenapa Polrestabes Bandung sebagai penanggung jawab keamanan tidak mengantisipasinya. Ke mana polisi saat pengeroyokan terjadi di sekitar stadion? Akibat peristiwa ini Liga 1 dihentikan sementara," paparnya.
Neta mengatakan cara kerja kepolisian dalam mengamankan pertandingan sepak bola selama ini perlu dievaluasi. Sebab, sejak tiga tahun terakhir angka kematian suporter terus meningkat, baik di dalam maupun di sekitar serta di luar stadion.