Ironi Jika SBY dan PD Pilih Dukung Pecatan TNI
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sudjito menyatakan, jika Partai Demokrat (PD) memilih mendukung kubu Prabowo Subianto di pemilu presiden (pilpres) 9 Juli nanti maka hal itu merupakan sebuah ironi. Pasalnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kini memimpin PD pernah duduk di Dewan Kehrmatan Perwira (DKP) bentukan TNI yang merekomendasikan pemecatan terhadap Prabowo dari dinas kemiliteran pada 1998.
Saat dihubungi wartawan dari Jakarta, Kamis (29/5), Arie mengatakan, SBY saat berkarier di militer dikenal sebagai figur yang disiplin dan sangat tahu rambu-rambu konstitusi. Karenanya menjadi aneh ketika SBY nantinya mendukung Prabowo yang pernah dipecat dari TNI karena melanggar aturan.
“Kok sekarang dia (SBY, red) mau dukung Prabowo yang pernah dihukum? Ini ironi bagi SBY sebagai purnawirawan TNI," kata Arie saat dihubungi, Kamis (29/5).
Lebih lanjut Arie mengatakan, SBY yang duduk di DKP tentu tahu betul kesalahan Prabowo sehingga merekomendasikan pemecatan. Arie pun menganggap langkah PD yang mengarahkan dukungan ke Prabowo justru bertolak belakang dengan sosok SBY yang dikenal teguh memegang Sapta Marga.
Arie justru memuji PD dan SBY andai memilih menjadi oposisi. Menurutnya, menjadi opsosisi lebih baik ketimbang SBY dan PD mengarahkan dukungan ke kubu Prabowo-Hatta. "Seharusnya berani ambil resiko menguji diri jadi oposisi, dan itu lebih positif,” pungkas staf pengajar di FISIPOL UGM itu.(ara/jpnn)