Ironis, Janjikan Kebebasan Pers Tapi Dukung FPI
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik asal Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens meragukan pernyataan calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang berjanji menjamin kebebasan pers. Pasalnya, hal itu tidak tertulis dalam visi misi yang diserahkan Prabowo kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
"Ternyata dalam visi misi tidak ada satupun kalimat yang bicarakan kebebasan pers. Apakah benar kebebasan pers yang dimaksud Prabowo kebebasan atau harus kita beri tanda petik? Soeharto juga bicara kebebasan pers ketika membredel," dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (31/5).
Boni juga menganggap janji Prabowo layak diragukan jika melihat rekam jejak mantan Danjen Kopassus TNI itu. Menurutnya, selama ini Prabowo memiliki rekam jejak yang buruk terkait kebebasan sipil.
Ia mencontohkan dukungan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu kepada ormas FPI. "Prabowo mendukung FPI, ketika itu kita punya kontradiksi karena FPI berdosa merusak ruang publik, di saat yang sama Prabowo merangkul FPI, Prabowo menilainya positif," tegas Boni.
Hal senada disampaikan Peneliti Senior Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Karyono Wibowo yang menilai pernyataan Prabowo sebagai pencitraan belaka. Menurutnya, sikap Prabowo selama ini tidak mencerminkan seseorang yang menghargai kebebasan pers.
Apalagi, lanjutnya, kebebasan pers sendiri sebenarnya sudah tidak perlu lagi dijamin oleh seorang calon presiden. Pasalnya, hal tersebut sudah dijamin oleh Undang Undang Nomor 40 tahun 1999.
"Jadi saya sangat tidak percaya dengan janji Prabowo dengan kebebasan pers. Ini hanya sebagai marketing politik," ujar Karyono.(dil/jpnn)