Isi Kekurangan Guru di Wilayah 3T, Kemendikbud Latih 900 Prajurit TNI AD
jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 900 prajurit TNI Angkatan Darat akan dilatih menjadi guru di daerah 3T (terluar, tertinggal, dan terdepan). Mereka nantinya akan diperbantukan untuk mengisi sekolah-sekolah yang kekurangan guru.
"Tahap pertama ini kami bersama TNI AD bersepakat untuk mengirimkan 900 prajurit TNI ke Nunukan dan Malinau. Mereka akan membantu mengisi kekurangan guru di dua wilayah tersebut," kata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Supriano usai penandatanganan perjanjian kerja sama dengan TNI AD di Jakarta, Rabu (27/2).
Sebelum dikirim ke Nunukan dan Malinau (Kaltara), lanjut Supriano, para prajurit ini akan dilatih pedagoginya. Mereka akan dilatih mulai 10 sampai 15 Maret mendatang dengan pola pelatihan 40 jam.
Para prajurit TNI akan diperkuat di bidang pembinaan karakter, bela negara, calistung (baca tulis hitung), kecakapan hidup, dan kepanduan.
"Jadi mereka ini tidak memberikan nilai kepada siswa. Hanya mengisi kalau ada guru yang kosong. Kalau ada gurunya ya enggak diisi TNI. Nantinya para prajurit ini yang akan menginformasikan sekolah mana saja yang fasilitasnya kurang. Daerah mana yang enggak ada sekolahnya," beber Supriano.
Sementara Mayjen TNI Bakti agus Fadjari, asisten Teritorial Kasad mengungkapkan, perjanjian kerja sama dengan Kemendikbud ini untuk mengatur pelaksanaan penugasan personel TNI AD sebagai pengajar di daerah 3T.
"Kami kirimkan dua batalyon, 450 prajurit dari Batalyon 600 Raider Balikpapan yang akan bertugas di Nunukan dan 450 prajurit dari Batalyon 303 Raider Garut yang akan bertugas di Malinau," tandas Jenderal Bakti. (esy/jpnn)