Islah Dua Organisasi, Marullah Ajak Masyarakat Betawi Bangun Jakarta untuk Indonesia
"Selepas deklarasi ini, kami mengemban tugas untuk dapat mempertahankan yang selama ini sudah terlaksana sekaligus meneruskan keinginan luhur para tokoh Betawi," kata dia.
Marullah juga meminta dukungan berbagai pihak untuk memajukan organisasi tersebut.
Marullah memastikan pihaknya akan intensif membangun komunikasi serta merumuskan gagasan dan ide demi keberlangsungan organisasi dan masyarakat.
Harapannya, kehadiran Majelis Amanah Penyatuan Kaum Betawi memberikan manfaat dan dapat dimaksimalkan sebagai lembaga adat sesuai Pasal 18 UUD 1945 dan Perda 4/2015.
"Kita harus semakin erat, semakin akrab, dan turut andil dalam menyukseskan Jakarta untuk Indonesia," kata Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Budaya itu.
Pada kesempatan sama, Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) Beky Mardani mengapresiasi islah dua organisasi tersebut.
Menurutnya, langkah tersebut merupakan bangkitnya kesadaran kolektif masyarakat Betawi untuk menjawab berbagai peluang dan tantangan kontemporer.
"Jakarta yang tidak lagi berstatus ibu kota negara, seperti dituangkan dalam UU IKN, mengharuskan Jakarta di mana kaum Betawi sebagai mukimin awal atau penduduk inti Jakarta harus mereposisikan diri. Momentum perubahan UU 29/2007 harus dijadikan momentum untuk melakukan akad ulang kaum Betawi dengan negara. Eksistensi dan peran historis kaum Betawi yang demikian sentral bukan saja harus diakui negara, tetapi juga harus diberi tempat terhormat," urainya.