Isran Noor Dianggap Sosok yang Tepat Jabat Mendagri
jpnn.com - JAKARTA - Pertarungan akan sosok yang tepat untuk mengisi menteri Dalam Negeri paling hangat di publik. Salah satu nama yang muncul layak menggantikan Gamawan Fauzi adalah Bupati Kutai Timur, Kalimantan Timur, Isran Noor.
Selain karena kompetensi serta pengalamannya selama ini sebagai bupati Kutai Timur, Kalimantan Timur, Isran dianggap akan bisa membantu pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada periode 2014-1019 untuk menjalan tugas sebagai sebagai pembina kepala daerah. Isran juga saat ini menjabat sebagai ketua umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia.
Direktur Indo Strategi, Andar Nubowo menjelaskan, meski seorang bupati, Isran Noor tidak hanya berpikir secara mikro kewilayahan saja. Tetapi ia mempunyai pemikiran makro keindonesiaan yang luas.
"Visi keindonesiaannya cukup jelas. Di Kutim, ia membangun dan menyediakan fasilitas bagi agama-agama dan kepercayaan yang ada di Kutim seperti Islamic Center, Christian, Catholic Center, dan sebagainya," jelas Andar saat memaparkan hasil riset Indo Strategi “Uji Publik Kandidat Menteri Jokowi-JK” di Jakarta, pekan lalu.
Isran juga tidak hanya mempunyai visi kepemimpinan lokal dan nasional, bahkan berdimensi regional serta internasional. Makanya dia berani melawan kepentingan asing yang bertabrakan dengan kepentingan nasional dan kepentingan untuk memajukan potensi daerah.
"Yaitu, saat menutup perusahaan tambang migas asing di wilayahnya karena dianggap melanggar undang-undang dan kedaulatan energi Indonesia," sambung Andar.
Dan tak kalah penting pengalamannya saat ini sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi). Lewat Apkasi, Isran mampu membawa bupati-bupati di Indonesia berkoordinasi dan bersinergi untuk mengisi pembangunan di era otonomi daerah. Karena ia yakin otonomi daerah harus dilakukan dan dikelola dalam konteks penguatan NKRI.
Menurut Andar, itu semua tak lepas dari pengalaman panjang Isran yang berkarir sebagai birokrat dimulai sejak tahun 1981 hingga menjadi Bupati Kutim sejak 2009. "Selain karir dan pengalaman birokrasi lama, ia juga memiliki kompetensi akademik yang cukup baik, S2 dan S3-nya adalah ilmu pemerintahan. Ia menulis banyak buku tentang kepemimpinan progresif tentang kemaritiman Indonesia," tandas Andar.