Istri Petugas Kebersihan JIS Mengadu ke Dewan Pers
Menurutnya, ketika menjenguk suami di Polda Metro Jaya di bulan April lalu, Yaya mendapati wajah Syahrial lebam dan berbentuk kotak, bengkak akibat dipukuli. Ia hampir tidak mengenalinya.
Saat itu, lanjutnya, Syahrial menceritakan bahwa ia disiksa selama berjam-jam; disundut rokok, disuruh memakan rokok yang masih menyala, matanya ditutup lakban dan dipukuli untuk dipaksa mengaku perbuatan yang ia tidak lakukan.
"Saya kaget, panik, sekaligus hancur mengetahui hal ini, karena tuduhan yang dilemparkan suami saya sangat keji. Suami saya adalah orang normal dan kami memiliki anak dari perkawinan kami. Sangat tidak mungkin tuduhan tersebut dilakukan oleh suami saya,”tandasnya.
Yaya berharap pers bisa dan berani mengungkap kebenaran dalam kasus ini. Ia tak ingin suami dan keluarganya menjadi korban dari perbuatan yang tidak pernah mereka lakukan. Rully menambahkan sejak kasus ini bergulir pada bulan Maret, posisi JIS, para pekerja kebersihan telah ditempatkan di posisi seolah-olah pasti bersalah.
Padahal belakangan setelah melewati 19 kali sidang untuk para petugas kebersihan,menurutnya, bukti-bukti adanya dugaan kekerasan asusila itu menjadi semakin mustahil.
Sesuai fakta dan kesaksian di persidangan, 4 lembaga medis ternama yaitu SOS Medika, RSCM, RSPI dan RS Bhayangkara Polri menyatakan bahwa kondisi anus korban MAK normal. Bekas siswa TK JIS tersebut juga dipastikan tidak menderita penyakit menular seksual.
Sedang si anak disebutkan mengalami 13 kali sodomi oleh 4 pekerja kebersihan yang diindikasikan menderita herpes simplex (HSV2).Menurut Rully, fakta-fakta medis dan keterangan para ahli telah mengungkap kasus ini secara gamblang. Bahwa ada sesuatu yang aneh dalam laporan ibu MAK dan tidak didukung oleh alat bukti yang kuat.
"Kami berharap keadilan dan kebenaran akan ditegakkan. Kami percaya majelis hakim akan mengungkap kebenaran itu dan menyelamatkan hidup serta masa depan orang-orang tak bersalah ini," pungkasnya. (rls/jpnn)