Itong Honorer K2: Semoga Prabowo Raih Kemenangan Sejati
Bila pemerintah tidak ada niat baik terhadap mereka, lanjutnya, kenapa para honorer tenaga teknis K2 ini nasibnya digantung tanpa tali. Tenaga dan pikirannnya dibutuhkan tapi kesejahteraannya nyaris diabaikan. "Ini urusan perut, ini urusan nasib hajat hidup rakyat honorer," tegasnya.
Itong menambahkan, seluruh honorer di Indonesia sangat kecewa dengan ketidakadilan ini. Kenapa para honorer yang telah lama mengabdi dan aktif menjalankan tugas secara terus menerus justru terdepak dan tersingkirkan.
Sebagai pelaku sejarah saat mengawal SE MenPAN-RB No 5 Tahun 2010 hingga mengawal terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) 56 Tahun 2012 saat Presiden SBY, Itong mengaku tahu betul bagaimana ketidakadilan itu terjadi. Honorer K2 tua yang berjuang justru ditendang.
"Bukan kami iri, hal seperti ini tidak bisa diacuhkan dan tidak bisa dibiarkan. Keadilan harus ditegakkan. Kami tidak akan patah arang, karena kami sudah terlanjur basah. Ya mandi sekalian," tuturnya.
Apapun yang terjadi honorer K2 akan terus berjuang. Walaupun dalam rasa kecewa lantaran kebijakan pemerintah yang kurang bijak ini. Kecurangan semakin subur, mafia calo PNS bak cendawan tumbuh di musim hujan. "Apa jadinya kalau persekongkelan terorganisir dan terselubung ini dibiarkan," seru Itong.
Perjuangan ini, lanjutnya, bukan hanya untuk nasib guru honorer K2. Perjuangan ini untuk honorer yang lain. Lebih-lebih untuk honorer yang telah mengabdi untuk negeri ini tapu belum diakui statusnya yaitu honorer non kategori.
"Mudah-mudah keprihatinan kami khususnya para honorer K2 tua segera bisa terjawab setelah Pilpres 2019 nanti. Semoga Bapak Prabowo Subianto dan Bapak Sandiaga Uno bisa terpilih menjadi presiden dan wakil presiden dengan kemenangan sejati," tuturnya. (esy/jpnn)