Jadi Desainer Tas, Denada Belajar ke Italia Saat Hamil Muda
Beberapa bulan kemudian, sekolah dengan program short course itu berakhir. Dena lulus dan pulang ke Jakarta saat usia kandungannya memasuki bulan ke-7. Suami memberinya hadiah satu mesin jahit kulit yang langsung digunakan sebagai modal pertama Dena untuk merintis bisnis.
Mengaplikasikan ilmu yang didapat, Dena mendesain dan menjahit tas sendiri. Awalnya membuat tas untuk teman, lalu keluarga. Ternyata respons mereka bagus. Dena merasa ada peluang untuk mencari rezeki dari memproduksi tas.
"Akhirnya sekarang ini, suami kan izinin. Saya sudah ada workshop. Saya punya dua perajin kulit yang membantu. Saya nyari lagi," terangnya.
Produk Kail Bags dibuat berdasar order. Tidak diproduksi masal. Sejauh ini, kata dia, semua order masih bisa tertangani. Namun, untuk kelancaran, Dena ingin mengajak perajin lebih banyak. Apalagi permintaan semakin meningkat. "Bisa dibilang ini mainan baru. Tapi, prioritas pekerjaan saya masih menyanyi kok," katanya. (jan/c7/ayi)