Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jadi Ikon Kota, tapi Ikan Rengkik Semakin Langka

Sabtu, 30 Juli 2016 – 22:21 WIB
Jadi Ikon Kota, tapi Ikan Rengkik Semakin Langka - JPNN.COM
Ikan rengkik yang kian langka. Foto: JPG/Jawa Pos

jpnn.com - Ikan lokal jenis rengkik dengan habitat asli Sungai Brantas ditahbiskan sebagai ikon kota. Nyatanya, ikan yang serumpun dengan patin dan jendil tersebut kian sulit dicari.


FENDY HERMANSYAH, Mojokerto

SUNGAI Brantas menjadi salah satu penanda kawasan Kota Mojokerto. Aliran sungai tersebut turut mewarnai peradaban di sekitarnya, termasuk kawasan kota. Salah satu hewan endemis sungai terpanjang di Jawa Timur itu pun ditahbiskan sebagai salah satu ikon Kota Mojokerto.

Adalah ikan rengkik yang bernama spesies hemibagrus nemurus, ikon teranyar Kota Mojokerto. Ikan yang masih satu genus dengan ikan patin, jendil, dan jambal itu merupakan hewan habitat asli Sungai Brantas. Biasanya ditemukan di kedung-kedung sungai yang memiliki kedalaman tertentu.

Oleh Pemkot Mojokerto, martabat ikan yang secara ekonomis bernilai rendah itu dicoba diangkat. Gambar ikan tersebut dijadikan motif dalam pakaian resmi pegawai negeri sipil (PNS). Bahkan, sedianya juga bakal dijadikan motif pada seragam siswa sekolah.

Tetapi, secara harfiah, ikan rengkik kini kian sulit didapat. Biasanya, rengkik baru bisa didapat dengan cara dipancing atau dijaring. Kian hari ikan itu dirasakan kian sulit diperoleh.

Sejumlah nelayan sungai di Rolak Songo dan sekitar kota mengakui tidak gampang lagi mendapatkan ikan bertubuh gemuk dan berkumis itu. Para pedagang di Rolak Songo pun jarang menjajakan rengkik. Berbeda dengan ikan lokal Brantas yang masih ditemui, yakni jendil, bader putih, dan wader.

''Yang sulit didapat rengkik. Kalau mau, harus pesan dulu biar dicarikan. Itu pun kalau dapat,'' ungkap Sumirah.

Sejumlah penelitian yang dilakukan pun menyebutkan bahwa jumlah spesies ikan rengkik memang berkurang. Ada sejumlah faktor yang diperkirakan menjadi penyebab ikan tersebut langka.

Pemkot sendiri tengah meneliti dan berusaha mengembangbiakkan ikan itu. Dua tahun terakhir upaya budi daya kelihatannya belum membuahkan hasil. Riska Damayanti, peneliti biota air tawar, mengatakan bahwa ikan rengkik memang fauna asli Sungai Brantas. Habitatnya di cerukan sungai yang dalam. Kini jumlahnya dirasa terus menyusut.

''Memang kian lama menjadi sedikit,'' kata dia.

Dalam penelitian yang dilakukan beberapa tahun silam, ikan rengkik memang masih gampang ditemukan. Hanya, kondisinya berubah. Itu dilakukan di sepanjang aliran Sungai Brantas mulai Jombang hingga Surabaya.

''Banyak ditemukan rengkik jantan dalam kondisi mandul,'' ujar dia. Ditaksir, kondisi itu disebabkan perubahan ekosistem Sungai Brantas yang mulai berubah imbas pencemaran atau perubahan iklim.

Upaya budi daya ikan rengkik terbilang jarang dilakukan. Memang, kebanyakan yang jauh berkembang adalah budi daya ikan patin, teman serumpun ikan rengkik. Secara tradisi pun, belum ada pengembangan budi daya ikan rengkik.

Dalam beberapa kesempatan, pemkot pernah ingin melakukan budi daya ikan rengkik. Hanya, dikabarkan rencana tersebut sulit direalisasikan karena karakteristik ikan yang khas sehingga diperlukan metode tertentu.

Peneliti 32 tahun itu menjelaskan, ikan rengkik sebenarnya sudah dikenal luas. Hanya, ikan jenis tersebut memang jarang dibudidayakan. Akibatnya, secara ekonomis pun masih rendah. Berbeda dengan patin yang sudah menjadi komoditas mahal.

''Rengkik merupakan jenis ikan yang migrasi untuk mencari makan. Tetapi, kalau memijah, ikan ini tidak migrasi seperti salmon atau sidat,'' terangnya.

Kian sulit ditemukannya ikan rengkik di perairan Sungai Brantas itu, lanjut Riska, juga disebabkan keberadaan ikan-ikan invasif. Yakni, ikan yang gemar berinvasi ke kawasan lain.

''Daya adaptasi ikan invasif ini cukup tinggi sehingga bisa mengalahkan ikan lokal,'' lanjut dia.

Jenis ikan invasif itu, antara lain, mujahir, nila, lele, dan ikan pembersih kaca. Ikan-ikan tersebut memiliki kemampuan hidup di perairan yang beroksigen rendah. Sementara itu, ikan lokal, misalnya ikan rengkik, jendil, wader, manto, dan bader abang, membutuhkan ekosistem yang bagus dengan kadar oksigen yang mencukupi. (abi/c4/ami)

Ikan lokal jenis rengkik dengan habitat asli Sungai Brantas ditahbiskan sebagai ikon kota. Nyatanya, ikan yang serumpun dengan patin dan jendil tersebut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close