Jadi Klaster Corona, Pasar Cileungsi Sepi, Pedagang Usir Petugas Medis
jpnn.com, KABUPATEN BOGOR - Para pedagang di Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengeluhkan sepinya pembeli setelah tempat dijadikan klaster penularan virus corona baru.
"Pasar saat ini kondisinya sepi setelah kemarin sempat ditutup. Banyak keluhan dari pedagang yang penghasilannya berkurang," ujar Staf Humas dan Keamanan Pasar Cileungsi, Ujang Rasmadi di Bogor, Rabu.
Menurut dia, pedagang beranggapan sepinya Pasar Cileungsi karena ada pembatasan pengunjung oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor.
Ujang mengatakan, pembatasan pengunjung itu menimbulkan kecemburuan pedagang Pasar Cileungsi kepada pedagang kaki lima (PKL) di luar pasar yang operasionalnya tidak mendapat pembatasan dari gugus tugas.
"Ada timbul (permasalahan) seperti itu, karena pedagang yang di dalam yang jelas legal diperlakukan seperti itu (dibatasi) sementara yang di luar diabaikan," jelasnya.
Kondisi tersebut membuat pedagang Pasar Cileungsi bereaksi atas kekecewaannya kepada tim gugus tugas, dengan cara menolak pelaksanaan tes cepat atau rapid test massal.
Para pedagang mengusir rombongan tenaga medis, yang hendak menggelar rapid test di Pasar Cileungsi pada Rabu (10/6) pagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Mike kaltarina membenarkan penolakan tersebut. Ia mengaku tengah menelusuri terlebih dahulu musabab penolakan rapid test COVID-19 oleh para pedagang Pasar Cileungsi.