Jaga Perdagangan Dunia, Akademisi di Riau Diminta Perhatikan Selat Malaka
jpnn.com, PEKANBARU - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mengajak akademisi di Provinsi Riau untuk memikirkan apa yang harus dilakukan demi Indonesia bisa menjaga kepentingan nasional di Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan dunia.
Hal itu disampaikan Hasto di hadapan civitas academica Universitas Islam Riau (UIR) dan tokoh masyarakat Riau dalam kuliah umum bertema geopolitik Soekarno di Kampus UIR, Pekanbaru, Jumat (12/8).
Hasto menjelaskan teori geopolitik Soekarno, di mana dua indikator paling penting kepentingan nasional adalah ilmu pengetahuan dan teknologi, serta politik dan diplomasi.
“Artinya apa, artinya kita hanya bisa menjadi bangsa yang maju kalau kita mengembangkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, riset dan inovasi, sebagai jalan berdikari. Tanpa itu jangan pernah berangan-angan kita akan menjadi negara besar,” kata Hasto.
Untuk itu, lanjut Hasto, kampus memiliki peran yang sentral dalam mengembangkan teknologi sebagai variabel yang signifikan, paling berpengaruh dalam memperjuangkan kepentingan nasional.
Sementara politik dan diplomasi adalah bagaimana kepentingan nasional Indonesia diperjuangkan melalui penciptaan hukum-hukum internasional. Maka itu, mahasiswa saat ini harus melihat ke luar, di mana pergerakannya tidak hanya di dalam kampus. Mahasiswa dituntut berpikir untuk Indonesia dan dunia.
Hasto mengajak akademisi dan mahasiswa untuk merancang institusi pendidikan sebagai city of intellect. Bahwa pengembangan sebuah wilayah, harus ditopang secara intelektual oleh kampus-kampus di wilayah itu.
Di Riau, jelas Hasto, mahasiswa dan kampus harus berpikir membangun wilayahnya dengan arah menguasai Selat Malaka.