Jalan Munir Jadi Pintu Masuk Penyelesaian Pelanggaran HAM
jpnn.com -
JAKARTA - Maria Catarina Sumarsih, ibunda BR Norma Irawan atau Wawan, yang tewas dalam Tragedi Semanggi I 1998, mengapresiasi Pemerintah Belanda yang mengabadikan nama Munir sebagai nama jalan di kota Den Haag.
Menurut Sumarsih, nama Munir yang diabadikan sebagai nama jalan di kota Den Haag seyogyanya mempunyai makna yang besar bagi Pemerintah Indonesia. Dia berharap, hal itu bisa menjadi pintu masuk untuk menyelesaikan persoalan pelanggaran HAM di Indonesia.
"Sebagai keluarga korban, kami berharap agar Jalan Munir di Belanda ini jadi pintu masuk diselesaikan Tragedi 98 khususnya Tragedi Trisakti, Semanggi sampai ke pengadilan," kata Sumarsih dalam konferensi pers di kantor KontraS, Jakarta, Sabtu (11/4).
Sumarsih percaya orang yang lewat Jalan Munir, mereka akan menanyakan apa yang terjadi di Indonesia. Orang bertanya-tanya karena Munir adalah salah satu pejuang HAM di Indonesia.
"Saya percaya orang yang jalan itu, mereka akan berpikir apa yang terjadi di Indonesia? Ternyata di sini banyak pelanggaran HAM," ujar Sumarsih.
Dia juga berharap Jalan Munir di Belanda bisa menjadi pemacu bagi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu dan menghapus impunitas. (gil/jpnn)