Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jalan Panjang Menuju Bumi Manusia

Senin, 28 Mei 2018 – 22:55 WIB
Jalan Panjang Menuju Bumi Manusia - JPNN.COM
Hanung Bramantyo. Foto dok JPG/JPNN.com

’’Ini set rumah Annelies. Masih 50 persen memang, dibangun permanen untuk memastikan aman digunakan syuting,’’ jelas sutradara yang sebelumnya menggarap film Sang Pencerah, Kartini, dan Sultan Agung tersebut.

Rumah Annelies memegang peran cukup penting dalam novel. Bangunan itu bukan hanya tempat pertemuan Minke dengan Annelies.

Lebih penting dari itu, di sanalah Minke yang semula menganggap rumah tersebut angker dan sangat Belanda melihat seorang perempuan berwajah Jawa, tetapi berpikiran Eropa. Yaitu, Nyai Ontosoroh, ibu Annelies. Nyai Ontosoroh yang dipandang sebagai gundik oleh masyarakat setempat justru mengembangkan nilai-nilai humanis di rumah tersebut.

Sekitar 300 meter dari rumah itu, ada set kedua. Yakni, set kawasan Kranggan, Surabaya, yang banyak menjadi latar dalam novel. Tampak beberapa bangunan rumah dan kawasan pecinan. Di tengahnya terdapat jalur trem uap. ’’Gambaran kotanya seperti ini, nanti ditambahkan CGI,’’ ungkap Hanung.

Mengapa tidak melakukan syuting di Surabaya? Atau kawasan pecinan di Lasem, misalnya? Menurut Hanung, membangun set baru merupakan pilihan yang lebih efektif daripada menggunakan tempat yang sudah ada. Sebab, tampilan kota saat ini telah berubah drastis.

’’Apakah fungsinya masih sama dengan era 1800–1900-an? Banyak yang sudah jadi rumah pribadi dan toko kelontong. Kalau harus syuting di sana, berarti kami mengubah fungsi, mengganggu mobilitas warga setempat,’’ paparnya.

Sebelumnya, lokasi di Desa Gamplong itu dijadikan tempat syuting untuk film biopik Sultan Agung. Pembangunan set mulai dilakukan tiga bulan lalu dan dijadwalkan selesai sebelum syuting dimulai pertengahan Juli mendatang. Total, dibutuhkan waktu sekitar empat bulan.

Hanung menuturkan, lokasi tersebut nanti bisa digunakan para sineas lain yang ingin membuat film-film biopik sehingga tidak harus mengeluarkan biaya yang terlalu besar. Pemikiran itu berawal dari pengalamannya saat belajar film di sanggar teater Teguh Karya. Dia melihat, rumah Teguh yang luasnya sekitar 2.000 meter persegi dipakai untuk set syuting.

Novel Bumi Manusia karya sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer harus menempuh perjalanan panjang sebelum diangkat ke layar lebar

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News