Jalanan Makin Macet, Pedagang Makanan Masih Sepi Pembeli
jpnn.com, JAKARTA - Lalu lintas yang ramai, orang lalu lalang, tidak berimplikasi besar pada para pedagang makanan. Penjualan mereka masih sepi dibandingkan sebelum COVID-19.
"Masih sepi dan belum normal tetapi alhamdulilah agak lumayan dibandingkan bulan Maret sampai Juni. Itu sepi banget," kata Mbak Karsih, pedagang pecel Lamongan di kawasan Pondok Cabe kepada JPNN.com, Minggu (23/8).
Diceritakannya, saat itu penjualannya sampai anjlok di atas 60 persen. Meski yang beli sedikit, Mbak Karsih dan suaminya tetap bertahan jualan. Paling tidak untuk memenuhi kebutuhan harian.
Penjualan mulai berangsur naik usai lebaran Idulfitri. Biasanya pukul 21.00 sudah tidak ada yang beli, kini mulai ada lagi. Bahkan pedagang asal Jawa Timur ini bisa jualan sampai pukul 00.00.
"Sebelum corona biasanya jualan sampai jam 2 dinihari karena yang makan banyak. Kalau sekarang jam 12 malam sudah tutup. Yah sudah lumayan lah dibandingkan awal-awal Corona jam 9 malam sudah enggak ada orang yang beli," tuturnya.
Dia menambahkan, walaupun kelihatan aktivitas mulai normal tetapi untuk penjualan makanan masih belum normal. Orang-orang masih enggan beli makanan di luar.
"Belum banyak yang jajan sih ya. Ini dagangan saya, banyakan tahu tempe sama ikan lele. Kalau ayam, bebek enggak banyak. Karena yang beli kebanyakan pecel tahu tempe atau lele dan minta sambalnya banyak," tutur perempuan berhijab ini.
Dia pun berharap ekonomi bisa pulih kembali lantaran dia harus menghidupi tiga anaknya yang masih sekolah. Sementara dia tida mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah.