Jalur Mudik Macet Parah, Kinerja Kemenhub Dipertanyakan
Politisi PDIP Sayangkan Pernyataan MangindaanJAKARTA - Pernyataan Menteri Perhubungan EE Mangindaan yang menyebut kemacetan di jalur mudik Lebaran sulit dihindarkan karena besarnya jumlah kendaraan dan terbatasnya kapasitas jalan mendapat tanggapan negatif. Adalah Nusyirwan Soedjono, anggota Komisi V DPR bidang perhubungan dan infrastruktur yang menyebut pernyataan Mangindaan itu menunjukkan pemerintah Kementerian Perhubungan tidak melakukan upaya maksimal untuk mengantisipasi kemacetan di jalur mudik saat libur Lebaran.
Menurut Nusyirwan, persoalan angkutan bukan semata-mata jumlah kendaraan dan jalan. Ditegaskannya, kelancaran arus mudik juga ditentukan pada moda transportasi lain dan infrastruktur pendukungnya.
Nusyirwan menegaskan, moda transportasi untuk mudik bukan hanya kendaraan darat saja. “Jangan hanya tergantung pada kondisi jalan raya saja, tetapi juga kesiapan moda transpor yang lain seperti kereta api, kapal laut, dan transportasi udara," katanya di Jakarta, Rabu (6/8).
Politisi PDI Perjuangan itu lantas mencontohkan pentingnya jalur ganda kereta api (KA). Menurutnya, jika jalur ganda sudah menjangkau berbagai kota yang dilintasi kereta api maka kapasitas angkutan massal itu pun bakal bertambah. Dengan demikian, banyak pemudik menggunakan kereta api sehingga beban jalan raya juga akan berkurang.
“Jadi kalau ditelusuri lebih jauh, permasalahan mudik di tiap lebaran sebenarnya refleksi atas lambannya program besar di Kementerian Perhubungan yang memang banyak tertunda sejak lama,” tegasnya.
Karenanya Nusyirwan menyayangkan pernyataan Mangindaan yang menganggap persoalan mudik hanya urusan mobil dan jalan saja. Sebab, masalah kemacetan di musim mudik Lebaran dari tahun ke tahun selalu terulang.
“Rasanya tidak tepat menyampaikan kelemahan arus mudik menjelang berakhirnya kabinet Pak SBY. Justru momen Lebaran tahun ini sebenarnya bisa semakin baik apabila perbaikan dan program besar dilakukan sejak masa tugas kabinet itu pada 2009 lalu,” ujar Nusyirwan.(ara/jpnn)