Jangan Ganggu KNKT Menginvestigasi KRL Maut
jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi Perhubungan DPR, Marwan Jafar meminta PT Kereta Api Indonesia maupun kepolisian tidak berdebat terkait penyebab kecelakaan KRL dan tangki pengangkut BBM milik Pertamina di Bintaro, Jakarta Selatan. DPR meminta agar penyelidikan diserahkan kepada Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT).
"Kalau perbedaan pendapat antara pihak Polri dan pihak PT KAI, sebaiknya kita serahkan kepada KNKT. Biar pihak yang otoritatif yang bicara nanti. Kasih kesempatan KNKT untuk mendalami dulu sebab musabab kecelakaan itu," kata Marwan Jafar dikonfirmasi Selasa (10/12).
Yang terpenting kata Marwan, peristiwa memilukan ini harus dijadikan pelajaran dan ke depan manajemen PT KAI diminta meningkatkan sistem keamanan dan keselamatan penumpang, termasuk kedisiplinan petugas penjaga pintu pelintasan kereta.
"Petugas harus tegas. Tidak boleh ada kendaraan yang melintas atau menerobos jika ada kereta api akan lewat," ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Sebagai transportasi massal favorit masyarakat saat ini, manajemen PT KAI harus lebih meningkatkan pelayanan terutama memperbaiki sarana prasarana kereta api. Apalagi dalam peristiwa kemarin, sempat ada penumpang yang tidak menemukan palu pemecah kaca jendela , sehingga kesulitan menyelamatkan diri.
"Kalo tidak ada alat pemadam kebakaran dan alat pemecah kaca itu pelanggaran dan menyalahi aturan, serta mengganggu keselamatan penumpang. Kejadian itu tidak boleh terulang lagi. Kereta dengan seri yang sama haruss segera dikasih alat pemadam kebakaran dan pemecah kaca," pintanya.
Terkait sikap dan langkah Komisi V DPR menyikapi peristiwa ini, dalam waktu dekat akan melakukan pemanggilan terhadap manajemen PT KAI. Sebab, manajemen harus bertanggungjawab dan harus ada evaluasi karena kecelakaan di pelintasan kereta bukan kali ini saja terjadi.(Fat/jpnn)