Jangan Lagi Panggil Marc Marquez Si Bayi Alien!
Banyak pengamat dan kolomnis MotoGP menilai, kalau bukan karena Marquez, belum tentu Respol Honda bersukacita.
Rider yang baru berusia 23 tahun tersebut, musim ini lebih matang. Tahun lalu, dia jatuh bangun bersaing dengan Rossi, yang membuat rider Yamaha itu kecewa berat karena gagal menjadi juara.
Tahun lalu, darah muda membalap Marquez belum terkontrol. Bandel banget, nggak mau dibilangin. Masukan timnya, bahkan saat diminta masuk pit saat race diguyur hujan, tak dipedulikan.
Tahun ini, Marquez lebih sabar. Darah muda membalap tetap ada, namun pengalaman membuat Marquez lebih jago. Nih, 15 seri (dari 18 seri) MotoGP 2016, tak sekalipun Marquez mengakhiri tanpa poin. Paling sedikit tiga poin, ketika finis di posisi ke-13 di seri kelima, MotoGP Prancis.
Fakta, Marquez lah rider paling konsisten di antara favorit juara lainnya. Padahal di atas kertas, motornya tak sesempurna tunggangan rivalnya (Movistar Yamaha). Akselerasi Kuda Besi Marquez, plus sering bermasalahnya stabilitas bagian belakang sepeda motor Marquez, selalu menghantui setiap free practice.
Sekali lagi, semua berakhir manis. Kemenangan Marquez di Motegi menorehkan rekor fenomenal. Marquez, rider termuda yang sukses merengkuh tiga kali juara dunia di kelas premium.
Awak Repsol Honda di Motegi langsung mengenakan kaus bertuliskan Give Me Five, nan menunjukkan lima gelar juara dunia yang sudah diraih Marquez. Satu gelar di kelas 125 cc dan Moto2, plus tiga kali juara dunia MotoGP.
So, tak ada kata lain. Selamat Marquez, Si Alien. (adk/jpnn)