Jangan Perpanjang Masa Jabatan Kapolri, Itu Tindakan Tidak Realistis
Neta menambahkan isu ketiga itu ialah pergantian Kapolri akan terjadi akhir Agustus. Dia menegaskan tepatnya setelah pergantian Panglima TNI dan reshuffle Kabinet Indonesia Maju.
"Isu suksesi Polri di akhir Agustus ini menimbulkan polemik dan pertanyaan, apa mungkin? Namun, Jokowi pernah melakukan pergantian Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo padahal masa pensiunnya lima bulan lagi dan tidak ada masalah," paparnya.
Lebih jauh Neta menjelaskan terlepas dari isu tersebut, bursa calon Kapolri kali ini sangat menarik dicermati. Sebab, bursa calon kapolri diwarnai berbagai angkatan, mulai Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 ada empat orang, Akpol 1989 satu orang, dan Akpol 1991 dua orang. "Serta satu figur dari non-Akpol," tegasnya.
Selain itu, lanjut Neta, bursa ini diwarnai tiga figur mantan Kapolres Solo atau Geng Solo yang sangat dekat dengan Jokowi. "Apakah Geng Solo yang akan terpilih memimpin Polri, kita tunggu saja," kata Neta.
Sebelumnya, Juni 2020 lalu, IPW merilis delapan nama bakal calon Tri Brata 1 atau TB 1 pengganti Idham.
Mereka ialah lima pati berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen) atau bintang tiga, serta tiga pati yang memiliki pangkat Inspektur Jenderal (Irjen) atau bintang dua.
Lima pati bintang tiga itu yakni Kepala Badan Intelijen Keamanan (Kabaintelkam) Komjen Rycko Amelza Dahniel, Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Komjen Agus Andrianto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar, Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo, dan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono.
Untuk tiga pati bintang dua ialah Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana, Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi, dan Kapolda Jawa Timur Irjen Fadhil Imran.