Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jangan Salahkan Warga Natuna yang Takut Sama Virus Corona

Selasa, 04 Februari 2020 – 10:14 WIB
Jangan Salahkan Warga Natuna yang Takut Sama Virus Corona - JPNN.COM
Para pengunjuk rasa di Ranai, Natuna pada 1 Februari 2020 menuntut pemerintah untuk mengarantina pengungsi Indonesia dari Tiongkok, ke lingkungan yang lebih aman. Foto: Kiki Firdaus, diambil dari channelnewsasia

jpnn.com, NATUNA - Sejumlah warga Natuna resah dengan keputusan pemerintah pusat menggunakan wilayah tempat tinggal mereka menjadi lokasi karantina WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Tiongkok terkait kekhawatiran wabah virus corona.

“Bukannya kami tidak menerima (WNI dikarantina di Natuna), kami hanya sangat takut dengan virus. Pulau Natuna sangat kecil. Jika virus corona itu menyebar, semuanya akan selesai," kata salah seorang warga Ranai (ibu kota Natuna), Kiki Firdaus kepada CNA (Channel News Asia), Senin (3/2).

Dia menyatakan kekecewaannya lantaran pemerintah pusat tidak memberitahu warga sebelumnya bahwa pulau mereka telah ditetapkan sebagai tempat karantina.

“Tiba-tiba mereka menurunkan logistik di Natuna. Tentu saja kami merasa dikhianati," katanya.

Kiki Firdaus dan ratusan warga lainnya telah berdemonstrasi di depan gedung wakil rakyat dan juga di pangkalan angkatan laut serta di bandara sejak Sabtu (1/2).

Salah seorang demonstran, Zakiah, yang berprofesi sebagai bidan, mengatakan bahwa setahu dia, fasilitas medis di Natuna terbatas. “Natuna hanya memiliki rumah sakit militer dan rumah sakit setempat tempat saya bekerja,” katanya.

Zakiah mengatakan satu-satunya peralatan pelindung yang tersedia untuk petugas kesehatan adalah masker bedah. "Kami tidak punya bodysuits. Kami takut jika orang terkontaminasi dan mereka harus datang ke rumah sakit kami, apa yang harus kami lakukan?" ujarnya.

Dia menambahkan, Kota Ranai masih sering mengalami pemadaman listrik, sehingga menurut dia, kurang ideal untuk karantina dan perawatan medis di sana.

Menurut Zakiah, lokasi karantina WNI di Natuna terlalu dekat dengan area perumahan warga lokal. Fasilitas kesehatan di wilayah tersebut juga kurang ideal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News