Jarang Beri Bonus, Dahlan Minta Maaf
jpnn.com - JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan meminta maaf pada seluruh karyawan BUMN bila selama menjabat tiga tahun terakhir ada perilaku atau keputusannya yang kurang berkenan di hati. Pria asal Magetan ini menyadarai dirinya bukan manusia sempurna yang luput dari kesalahan.
Terlebih, praktis selama menjabat sebagai menteri, Dahlan lebih sering menghabiskan waktunya di luar kementerian untuk memantau langsung ratusan perusahaan pelat merah, maupun mengunjungi perseroan yang berada di pelosok.
"Saya sering meninggalkan kantor, saya minta maaf," ucap Dahlan saat menggelar acara perpisahan dengan karyawan BUMN di kantornya, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (17/10).
Mantan Dirut PLN ini juga meminta maaf bila selama menjabat sebagai menteri jarang mengadakan acara untuk para istri karyawan BUMN. Selain untuk menghemat anggaran, Dahlan juga tidak mau membebankan tugas para istri deputi maupun karyawan BUMN dengan adanya pertemuan tersebut. Mengingat, tugas utama seorang istri adalah berada di rumah dan menggurus rumah tangga.
"Saya juga minta maaf kalau mungkin selama jadi menteri banyak para istri yang tidak happy karena tidak banyak kegiatan untuk ibu-ibu. Istri saya tidak memiliki banyak kegiatan ibu-ibu, karena ibu menteri itu bukan wakil menteri. Tugas ibu menteri itu kegiatan ya di rumah, masak dan sebagainya. Kalau banyak kegiatan nanti juga merepotkan para suaminya, karena kan sumber dananya dari suami," beber dia.
Terakhir, pria berkacamata ini meminta maaf bila selama menjabat sebagai menteri, jarang memberikan tunjangan maupun bonus-bonus pada karyawan BUMN, seperti di kementerian ataupun perusahaan lainnya. Karenanya, atas ketidaknyamanan yang ia timbulkan baik sengaja ataupun tidak sengaja, Dahlan menyampaikan permohonan maaf.
"Saya minta maaf kalau saya jarang ngasih bonus atau bingkisan, biasanya kan ada uang awal puasa, uang pertengahan puasa, atau bingkisan saat mau lebaran, uang imlek yang gitu-gitu. Maaf kalau ada salah-salah, itu kewajiban saya untuk minta maaf," singkat mantan Ketua PWI Surabaya ini. (chi/jpnn)