Jauh dari Bias Gender, Ini Cara BRI Jaga Kesetaraan Remunerasi!
Dia menegaskan semangat kesetaraan itu menjadi pemicu semangat bagi InsanBRILian untuk terus memberi makna Indonesia.
“Remunerasi di BRI tidak membedakan gender, tidak membedakan ras, agama, dan suku. Salah satu kunci untuk memenangkan persaingan dalam menarik, mempertahankan, dan memotivasi pekerja terbaik di tubuh perseroan adalah melalui sistem pengelolaan remunerasi yang baik. Pengelolaan sistem remunerasi di BRI dilaksanakan dengan asas adil secara internal, kompetitif secara eksternal, sejalan dengan strategi perseroan dan kepatuhan terhadap regulasi,” ujar Agus.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste Satu Kahkonen mengatakan kesenjangan upah antara pria dan perempuan di Indonesia kerap terjadi di dunia kerja.
Satu Kahkonen menyebut pria memiliki penghasilan lebih tinggi 30 persen dibandingkan perempuan pada sektor formal. Kesenjangan itu rupanya lebih terasa di sektor informal di mana pria memiliki penghasilan 50 persen lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Agus menyebut berkaca dari realitas tersebut, BRI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah secara ketat mencegah adanya bias pengupahan berbasis gender.
Dalam sistem remunerasi di BRI, penilaian dilakukan secara objektif dengan mempertimbangkan kinerja, kompetensi, dan tingkat biaya hidup di masing-masing geografis unit kerja.
"Hal tersebut dilakukan untuk memastikan sistem remunerasi yang adil, kompetitif, dan sesuai kebutuhan serta kemampuan perseroan," bebernya.
Agus menjelaskan sistem remunerasi yang dianut BRI juga memastikan hak-hak insan BRILian terpenuhi.