Jayapura Direndam Banjir Terparah dalam 5 Tahun Terakhir
jpnn.com, JAYAPURA - Sejumlah titik di Kota Jayapura, khususnya Distrik Jayapura Selatan, Abepura dan Distrik Heram terendam banjir setelah hujan deras melanda, Kamis (3/8). Meski hujan hanya sekitar tiga jam, namun banjir menggenang di mana-mana dan dianggap paling parah dibanding banjir sebelumnya.
Banjir terparah terlihat di Pasar Induk Youtefa Abepura. Bahkan, dari pantauan Cenderawasih Pos di lokasi yang jadi langganan banjir ini, air mengenang sampai batas dada orang dewasa yang menyebabkan aktivitas jual beli di Pasar Youtefa sempat lumpuh.
Mariati salah satu pedagang di Blok A Pasar Youtefa mengatakan, banjir terjadi sejak pukul 05.30 WIT. Setibanya di pasar dia sudah melihat genangan air setinggi betis orang dewasa. “Awalnya hanya sebatas betis, lama kelamaan air yang berwarna cokelat itu menjadi tinggi dan membuat pasar terendam,” ucap penjual pinang ini.
Menurutnya, banjir sudah biasa melanda Pasar Youtefa. Namun selama lima tahun berjualan, banjir yang terjadi Kamis kemarin menurutnya merupakan banjir yang paling tinggi. “Biasanya di Blok A genangan airnya sebatas pinggang saja, namun kali ini hingga genangannya hingga sampai dada,” terangnya.
Sementara itu Kadistrik Abepura, Bobi Awi menyebut bahwa untuk wilayah Abepura tak ada wilayah yang luput dari banjir. Mulai dari Waena hingga Kotaraja banyak titik yang menjadi korban. "Daerah Perumnas, Abepura dan Kotaraja bahkan sampai Abe Pantai juga terkena banjir dan untuk Abepura semua merata," kata Bobi di Abepura kemarin.
Untungnya dari kondisi ini tak ditemukan korban jiwa. Sementara pantauan Cenderawasih Pos mulai dari kompleks SMAN 4 Entrop dan di Pasar Youtefa banyak rumah dan dagangan yang terendam. Pantauan lain di Pasar Youtefa banyak pedagang memilih berjualan di luar pasar semisal emperan ruko. Tak sedikit yang terpaksa meninggalkan barang jualannya dan tak bisa menyelamatkan dagangannya karena tinggal di lokasi pasar.
Untuk mengatasi banjir di Kota Jayapura Wali Kota Benhur Tomi Mano mengharapkan adanya bantuan dana sebesar 20 miliar dari Pemerintah Provinsi Papua. “Seandainya Pemprov memberikan Rp 20 miliar, atau sepuluh atau lima atau dua saja, maka saya akan mengatur banjir ini, karena APBD kota Jayapura banyak terserap dengan program pemerintah pusat,” ujarnya.
Menyikapi permintaan Wali Kota Jayapura tersebut, Wakil Gubernur Provinsi Papua, Klemen Tinal yang hadir pada kegiatan pembukaan Festival Teluk Humbold IX tersebut mengatakan pemerintah provinsi akan menunggu surat resmi permintaan bantuan dana tersebut dari Kota Jayapura dalam waktu dekat.