Jazz Gunung Bromo Dekatkan Penikmat Musik dengan Alam
"Indonesia sama seperti musik jazz, suatu genre musik yang memungkinkan berbagai aliran musik, berbagai karakter vokal bisa menyatu," ulasnya.
Pergelaran Jazz Gunung Bromo 2017 juga menawarkan banyak kejutan. Misalnya, penampilan Soimah yang tidak memiliki latar belakang musik jazz.
Djaduk mempersiapkan sinden yang dikenal memiliki suara tinggi itu sebagai salah satu kejutan. Ada juga musisi internasional seperti pemain alat tiup kawakan dari Amerika Serikat, Paul McCandless with Charged Particles, serta Chico Pinheiro dari Brasil.
Sementara musisi lokal yang dijadwalkan tampil adalah Sono Seni Ensemble dan Ring of Fire Project feat Idang Rasjidi, Maliq & D’Essentials, Monita Tahalea dan Glenn Fredly.
Selain itu ada juga penampilan istimewa dari Indra Lesmana Keytar Trio, Sri Hanuraga Trio feat Dira Sugandi, Dewa Budjana, serta Surabaya All Stars.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam berbagai kesempatan menyayatan, syarat agar destinasi wisata kuat adalah ada atraksi, akses, dan amenitas atau 3A. Menurutnya, Jazz Gunung Bromo masuk dalam kategori atraksi berbasis budaya.
“Terlebih dengan sentuhan tiga orang penggagasnya yang sangat peduli terhadap dunia seni, yaitu Sigit Pramono seorang bankir dan fotografer, Butet Kartaredjasa seorang seniman multitalenta dan Djaduk Ferianto seniman musik yang kerap diundang pentas di mancanegara membawakan world music dengan ciri Indonesia. Ini menjadikan atraksinya, world class," kata Arief.
Dengan Atraksi Jazz Gunung Bromo inilah menjadi salah satu yang menjadi daya pikat orang untuk datang ke destinasi itu.