Jejak Cakar di Gua Australia Ungkap Kehidupan Singa Berkantung Prasejarah
Jejak cakar prasejarah di dalam sebuah gua Australia Barat telah membantu para ilmuwan Adelaide mengetahui lebih lanjut tentang seekor hewan, yang sebelum punah, merupakan predator teratas di Australia.
Selama 150 tahun, para ilmuwan telah mencoba untuk mempelajari lebih lanjut tentang singa marsupial yang berkeliaran di benua ini lebih dari 40.000 tahun yang lalu.
Dikenal sebagai ‘Carnifex Thylacoleo’, singa berkantung Australia ini memiliki berat badan antara 80-100 kilogram dan diyakini memiliki rahang yang kuat dan besar, serta cakar yang tajam.
Paleontolog dari Universitas Flinders, Gavin Prideaux, mengatakan, ia sekarang mengetahui bila mamalia tersebut adalah predator ganas, seperti singa atau hyena (dubuk) di belahan lain dunia.
"Kebanyakan orang bahkan tak tahu mereka ada, namun kami benar-benar punya hewan karnivora luar biasa, predator teratas ini di Australia yang tiba-tiba kami punya sedikit lebih banyak pengetahuan tentangnya," utara Gavin.
Ia menerangkan, "Ini adalah binatang khas Australia ... hal yang paling penting bagi saya tentang ini adalah mereka berada di sini ketika manusia pertama kali tiba dan mereka hidup dengan manusia selama sekitar 10.000 tahun, sehingga menarik untuk membayangkan interaksi jenis apa yang terjadi saat itu.”
"Debat tentang hewan ini hanya berputar-putar soal kerangka selama 150 tahun terakhir. Sekarang, kami benar-benar punya bukti baru yang memberikan wawasan tentang perilakunya yang tak akan Anda duga bisa didapatkan jika Anda tak bepergian ke masa lalu," jelasnya.
Profesor Gavin, dengan rekan penelitinya, Sam Arman, telah menerbitkan sebuah makalah yang mengungkapkan dua aspek baru dari singa berkantung – bahwa mereka adalah pendaki yang sangat baik dan merawat anak-anak mereka di gua.