Jelang Iduladha, Jatim Kekurangan Sapi Siap Potong
jpnn.com, SURABAYA - Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) mengungkap bahwa harga daging sapi di Jawa Timur kerap mengalami kenaikan yang tidak terkendali. Untuk itu, PPDS meminta pemerintah agar melakukan pemetaan ulang terkait kebutuhan konsumsi daging bagi masyarakat, khususnya di Jawa Timur.
Ketua Umum PPSDS Muthowif mengatakan, kenaikan harga daging sapi biasa muncul pada momen Idulfitri, Iduladha, dan hari besar keagamaan lainnya.
“Artinya, ini ada kegagalan Pemprov Jatim dalam menciptakan pasar, atau memang suplainya kurang, sehingga selalu terjadi gejolak," ujar Muthowif dalam seminar Ketahanan Pangan Jawa Timur, bertajuk “Stabilisasi Harga Daging Sapi Di Pasar Tradisional Dan Pasar Modern Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Pemerintah Mensejahterakan Masyarakat”, Kamis (1/8).
BACA JUGA: Seharusnya Pemerintah Bisa Atur Pasokan Sapi Jelang Iduladha
Muthowif juga mempertanyakan ketidaksesuaian data yang dimiliki Pemprov Jatim dengan fakta di lapangan terkait kebutuhan daging sapi. Ia mencontohkan, harga sapi saat ini adalah Rp 60 ribu perkilogram, jika dikonversi menjadi daging harga tersebut bisa melambung tinggi hingga Rp105 ribu sampai Rp120 ribu perkilogram. “Ketika Jatim mengatakan surplus, ini harus dikaji ulang,” ucapnya.
“Bukti yang kami punya adalah bahwa kami diperbolehkan mengambil sapi dari NTT - NTB yang selama ini tidak boleh. Ini yang menjadi persoalan, kami bawa bukti, bawa rekom, bahwa PPSDS ikut dalam membeli sapi dari luar Jatim. Ini bukti bahwa Jatim kekurangan sapi,” imbuh Muthowif menegaskan.
BACA JUGA: Harga Daging Sapi Segar Masih Stabil
Terkait dengan impor daging, Muthowif mengaku sangat fleksibel. Menurutnya jika tidak ada daging impor pada saat hari besar keagamaan dipastikan harga daging di Jatim melambung tinggi. “Seperti Idul Fitri kemarin, jika tidak dimasuki daging impor, saya pastikan daging di Jatim sampai 130 ribu perkilogram. Makanya momentum tertentu dibuka keran ini (Impor)," tuturnya.