Jelang Pilpres 2019, Pendakwah Tidak Jelas Menjamur
jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Nasional Garda Matahari M Azrul Tanjung mengatakan, ulama harus mengambil peran aktif dalam melindungi umat Islam dari penyebaran paham radikal dan ekstrim.
Apalagi menjelang Pilpres, ada realita menjamurnya pendakwah yang serba tidak jelas silsilahnya. Baik dari rekam jejak proses pendidikan agamanya maupun sumber jejaring kemunculannya sebagai dai.
“Ini agama suci, yang telah dijamin kesempurnaannya oleh Allah Azza wa Jalla. Jadi jangan mau diturunkan derajatnya menjadi instrument apalagi sekadar dijadikan alat politik dari oknum tertentu untuk kepentingan sesaat dan sangat tidak jelas visi keumatannya," ujar Azrul saat Coaching and Capacity Bulding Takmir Masjid di Grand Cempaka Jakarta, Senin (25/3).
Kegiatan yang diikuti 105 perwakilan takmir masjid di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat dengan menghadirkan pemateri Dr KH Kholil Nafis dan Dr Syafiq Hasyim berlangsung seru.
BACA JUGA: Hasil Survei Terbaru Charta Politika: 5 Parpol Lama Gagal Tembus 4 Persen
Banyak peserta mempertanyakan siapa yang bertanggung jawab atas penyalahgunaan masjid sebagai tempat kampanye politik praktis. Termasuk adanya testimoni peserta yang awalnya sebagai pendiri, takmir dan dai kemudian terusir dari masjid yang dibangun oleh keluarganya secara turun temurun bersama jemaah setempat.
"Ini masalah yang sedang dihadapi masjid-masjid sekarang. Saya akan mencari opsi jalan keluarnya dan menyampaikannya dalam waktu dekat ini," kata Azrul yang juga ketua Komisi Ekonomi MUI Pusat ini.
Dia mengimbau kepada peserta untuk lebih progresif mengaktivasi sikap tawadhu atau rendah hati yang pada umumnya menjadi ciri ulama dan dai kaum ahlusunnah waljamaah. Akumulasi dari sifat-sifat terhormat inilah yang mengkonstruksi integritasnya menjadi orang-orang saleh.